26.9 C
Jakarta

Bagaimana Membuat Judul

Baca Juga:

Judul di atas cuma pancingan saja, untuk memberi kesan saya mau memberi saran teknis yang bisa langsung diterapkan. Nehi. Bukan itu yang saya maksud. Saya cuma mau cerita tentang bagaimana canggihnya (sering jenaka juga) majalah Inggris The Economist menjuduli tulisan-tulisannya.

Pemicunya adalah iklan edisi Economist yang baru saja saya lihat: Red Moon Rising: Will China Dominate Science?

Ingatan saya kontan melesat ke masa kecil, ketika pertama kali mendengar lagu mashur Creedence Clearwater Revival (CCR): Bad Moon Rising (1969).

Asosiasi yang dibuat Economist kuat sekali. Lagu CCR itu bernada apokaliptik; tentang malapetaka besar yang menimpa umat manusia, karya frontman CCR, John Fogerty (sampai baru-baru ini proses kreatif lagu berusia setengah abad itu masih dibahas orang).

Economist dengan “Red Moon Rising” itu (red dan bad berbunyi mirip) menyiratkan tanda bahaya jika Cina (negeri “red“) sampai bangkit (rising) dan mendominasi sains global.

Majalah Inggris berusia 163 tahun itu memang gemar, dengan tepat, membuat asosiasi dengan lagu pop untuk judul beritanya.

Ada teknologi kincir angin dicoba di Arkansas, AS, sebagai alternatif sumber energi listrik. Judul beritanya: “The Answer, My Friend?

Saya terpana membaca judul itu. Bagaimana ia bisa membuat asosiasi yang begitu kena dengan frase lagu mashur Bob Dylan, “Blowin’ in the Wind“, yang refrainnya: the answer, my friend, is blowin’ in the wind/the answer is blowin’ in the wind.

Nada tulisan itu cukup meragukan efektifitas kincir angin tersebut, karena itu, “The Answer, My Friend?” — dengan tanda tanya.

Yang lebih brilian, dengan lapis asosiasi yang kaya, adalah ketika Walikota New York Rudy Guilliani pensiun. Judul beritanya: “Good bye, Rudy Tuesday.”

Setelah kita berpikir seperlunya, barulah kita tahu kenapa ia menjuduli berita itu dengan memelesetkan lagu top The Rolling Stone di tahun 70an, “Ruby Tuesday” (refrain: Good bye, Ruby Tuesday/Who could hang a name on you).

Nama Rudy Guilliani jadi terkena di seluruh dunia karena pengeboman menara kembar WTC (2001), yang dikenal sebagai peristiwa 9/11, tanggal 11 September. Dan itu adalah hari Selasa. Maka, “Rudy Tuesday“.

Sumber lain

Tapi khazanah musik pop hanya sumber kecil bagi kreatifitas penjudulan Economist. Pada umumnya ia memainkan frase-frase terkenal dari novel, film, maksim, slogan, semboyan, atau idiom biasa — tentu semuanya diplesetkan.

Ketika Hu Jintao santer disebut akan menjadi presiden baru RRT, judul beritanya: “The Question of Hu”. Ini tentu sejalan dengan watak samar politik RRC. Economist dalam berita itu cerita sedikit tentang “who is Hu“.

Hu kemudian terpilih, dan ada masa ia tak serasi dengan PM Wen Jia Bao. Economist menyajikan foto besar mereka berdua di sebuah acara kenegaraan, dengan caption: “The problem of Hu and Wen”. Elemen siapa (who, Hu) dan kapan (when, Wen) memang selalu penting dalam banyak peristiwa — maka termasuk rumus 5W + 1H dalam teknik penulisan berita.

Di sebuah negara bagian Amerika, pernah warganya gandrung dengan ikan cod karena dipercaya ikan itu sehat dan berkhasiat. Judul beritanya: “In Cod We Trust” — mirip semboyan yang terpatri di setiap lembar dolar Amerika.

Pemimpin besar Korea Utara Kim Jong-il sudah agak lama dikabarkan sakit. Ketika ia sembuh, judul beritanya: “Kim Jong Well” — tidak ada majalah lain yang mampu begini.

Judul kreatif

Buat kaum penulis, terutama yang baru memulai karir penulisan, siapa tahu kecemerlangan Economist dalam membuat judul itu bisa ditiru.

Cara itu, yang memang butuh latar-belakang yang kuat dan luas, tentu lebih memikat; bisa merangsang orang untuk membaca tulisan Anda.

Jika tidak, saya kuatir judul-judul tulisan akan kembali ke era 1980an, yang sekarang pun kadang masih sesekali muncul, yaitu selalu ada unsur “Quo Vadis”. Ini frase Latin yang enak didengar, bagus ejaannya, dan keren kesannya karena mengandung elemen yang kurang-lebih “eksotis”, arkaik.

Tapi jika kita terlalu banyak mengonsumsi “Quo Vadis” atau frase-frase dull lainnya, kepala bisa mules.

Penulis: Hamid Basyaib

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!