31.3 C
Jakarta

Ini 3 Langkah Penting Cegah Penyakit Tidak Menular yang Bisa Dilakukan Masyarakat

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) atau katastropik di Indonesia terus meningkat tajam. Baik untuk diabetes melitus, jantung coroner, hipertensi dan penyakit lainnya.

Meningkatnya kasus penyakit PTM ini tidak lepas dari masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini. Data menunjukkan 3 dari 10 orang Indonesia yang menyadari menderita PTM.

“Selebihnya tidak tahu bahwa dirinya menderita PTM, karena penyakit-penyakit PTM memang tidak menunjukkan gejala spesifik,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putrie Arianie dalam temu media kesehatan pekan lalu.

Orang akan menyadari terkena PTM ketika penyakit tersebut sudah menimbulkan komplikasi. Misalnya hipertensi telah menyebabkan diabetes mellitus atau jantung.

Diakui Cut, dari 3 orang yang menyadari terkena PTM, ternyata hanya ada 1 orang yang berobat secara teratur. Padahal pengobatan secara teratur merupakan upaya antisipasi agar tidak terjadi komplikasi yang semakin buruk, yang berakibat pada produktivitas dan pendapatan berkurang.

Untuk mencegah penyakit tidak menular lanjut Cut sebenarnya mudah. Orang cukup 3 mengerjakan 3 hal penting yakni cek tekanan darah, gula darah, dan Indeks Massa Tubuh (IMT)/lingkar perut secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti merokok, mager, makan sembarangan dan obesitas.

“Minimal satu bulan sekali. Buat apa? minimal kalo tidak bisa mengurangi jangan menambah,” terang Cut.

Selain pencegahan dini, Cut juga mengajak masyarakat untuk membudayakan gerakan hidup sehat. Pembudayaan GERMAS bisa dilakukan dengan cara-cara yang sederhana dan mudah dilakukan.

“Bagaimana cara mencegah PTM? Simpel saja. Menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), seperti aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, jangan hari Jumat saja, kalau bingung jalan kaki aja minimal 10.000 langkah sehari, Car Free Day (CFD) dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dr. Cut.

Lebih lanjut, Cut mengatakan bahwa kendati pencegahannya cukup mudah namun masyarakat sulit untuk melakukan upaya-upaya pencegahan faktor risiko diabetes. Hal ini dikarenakan ada aspek kebiasaan yang sudah tertanam sangat lama, kemudian diubah dengan kebiasaan yang baru, yang pada akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan.

“Sulit mungkin bagi yang sudah addict, tapi harus kalau dia masih mau menjaga kesehatan dan tidak menjadi penderita PTM. Lalu aktivitas fisik, dari yang biasanya parkir dekat, terus harus parkir jauh pasti ngak mau. Yang biasanya naik motor atau mobil lalu diminta pakai kaki untuk jalan supaya beraktivitas fisik, pasti ngak mau. Tentu ini ngak mudah, karena berkaitan dengan lifestyle, makanya butuh komitmen untuk berubah,” ungkapnya.

Kementerian Kesehatan terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah diabetes yakni melakukan edukasi dan informasi kesehatan kepada masyarakat tentang cara hidup sehat, menghimbau pengendalian konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL), mendorong konsumsi tinggi serat seperti buah dan sayur, jaga keseimbangan kalori, perlindungan khusus dengan perlindungan terhadap bahaya (imunisasi, pengendalian Gula, Garam dan Lemak, dan KTR), kemudian yang terakhir pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar.

Langkah tersebut, diharapkan mampu mengurangi faktor risiko penyakit diabetes sehingga derajat kesehatan masyarkat yang setinggi-tingginya bisa tercapai.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!