32.1 C
Jakarta

KA Anjlok Lagi

Baca Juga:

Tidak sampai sepekan, terjadi lagi kereta anjlok. Lokasinya pun, tidak terlalu jauh dari lokasi kereta anjlok sebelumnya. Siang ini, Selasa (4/6/2019), KA Purwokerto-Pasar Senen anjlok di Nagreg, Jawa Barat. Peristiwa tidak biasa, yang mungkin menjadi hal biasa, saking dekatnya dua peristiwa kereta anjlog itu.

Kereta Serayu Pagi jurusan Purwokerto-Pasar Senen anjlok di Nagreg, Kabupaten Bandung. Kereta itu, anjlok di kilometer 193+7 antara Stasiun Lebak Jero dan Stasiun Nagreg, wilayah Citiis, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Antara melansir, Humas Kereta Api (KA) Daop 2, Noxy Citrea mengatakan, kereta tersebut membawa delapan gerbong dan anjlok pada gerbong keempat dari belakang.

“Kereta Serayu Pagi membawa enam kereta ekonomi, satu kereta barang dan satu kereta pembangkit. Jadi gerbong yang mengalami geser roda itu kereta empat dari belakang,” kata Noxy.

Sebelumnya, H-6, KA Lodaya juga anjlok di kawasan yang tidak terlalu jauh dari stasiun Nagreg, Jawa Barat. KA Lodaya tambahan Solo Balapan-Bandung itu, anjlok di kilometer 193-192. Kondisi ini membuat keterlambatan sejumlah KA lainnya. Selain itu, sejumlah KA juga terpaksa dialihkan ke jalur lain, selama KA Lodaya yang anjlok tersebut dievakuasi.

KA Lodaya tambahan Solo Balapan-Bandung anjlok di kilometer 193-192 antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg, Rabu (29/5/2019) pukul 16.30 WIB. Pihak PT KAI memang mengungkapkan permintaan maafnya atas peristiwa itu. Namun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, insiden KA Lodaya tambahan ini terjadi karena badan rel kereta turun. Nah lho….

Penurunan badan rel, tentu tidak terjadi secara tiba-tiba. Ujug-ujug turun tanpa sebab. Dan sebab itu, tentu sudah bisa diperkirakan dan dilihat, kalau memang PT KAI yang menjadi penanggungjawab perjalanan KA, betul-betul waspada dan memperhatikan keselamatan perjalanan KA.

Apalagi, Budi Karya menyebutkan, jalur kereta di kawasan pergunungan, jika dilalui KA dengan kecepatan tinggi dan sebelumnya diguyur hujan deras, berpotensi terjadi penurunan badan rel KA. Penurunan ini membuat posisi rel berpindah dari letak sebelumnya.

Budi Karya menyebutkan, di daerah Garut, Tasikmalaya itu daerah pegunungan. Banyak rel KA di lereng-lereng bukit. Kalau volume air tinggi dan kecepatan tinggi itu bergetar. Kalau ada hujan membuat badan rel bisa turun.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!