27.3 C
Jakarta

Membangun Kesehatan Dengan Memanfaatkan Dimensi Kebudayaan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Dimensi budaya belum banyak sentuh pemerintah dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan. Padahal keunikan spesifikasi lokal pada setiap etnik dan wilayah di Indonesia mempunyai nilai dan makna yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat termasuk kondisi kesehatan.
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan dihuni ratusan suku bangsa memiliki keragaman budaya. Dan ini mempengaruhi perilaku masyarakat,” papar dr Siswanto MHP, DTM, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbang Kesehatan), di sela Parade Riset Etnografi Senin (03/04/2017).
Faktor kepercayaan, konsepsi mengenai pantangan, kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan pengetahuan tentang kesehatan dapat membawa dampak terhadap derajat kesehatan masyarakat. Misalnya saja stigma penyakit kusta sebagai kutukan, upacara pemotongan babi di Papua, dan lainnya.
Nilai budaya yang positif menurut Siswanto perlu didorong dan dikembangkan menjadi kekuatan pembangunan kesehatan. Sebaliknya nilai-nilai negatif perlu diubah atau dimodifikasi sehingga tidak memperburuk kesehatan masyarakat.
“Dengan kata lain sesungguhnya budaya lokal bisa untuk mengubah perilaku masyarakat,” lanjutnya.
Badan Litbang Kesehatan dijelaskan Siswanto telah melakukan serangkaian riset etnografi di beberapa wilayah di Indonesia. Setidaknya ada 87 studi etnografi kesehatan yang dilakukan oleh peneliti yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk menyusun kebijakan pembangunan.
Hasil riset etnografi tersebut diantaranya modifikasi pengolahan daging babi pada Barapen di Lanny Jaya, upaya pengurangan risiko kecacingan taenia solium (cacing pita). Lalu melawan stigma kusta pada etnik Madura, juga penelitian tentang budaya pijat uruik dan usapan rendaman paku air di kabupaten Kampar dalam mengurangi nyeri saat persalinan.
Hasil riset tersebut diharapkan mampu menyadarkan kita semua bahwa mengubah perilaku masyarakat haruslah memperhatikan struktur budaya masyarakat yang mencakup konsepsi masyarakat sehat-sakit, konsepsi penyakit, pola sikap dan perilaku, tata nilai dan norma masyarakat. Sehingga rekayasa sosial yang dilaksanakan melalui pembangunan kesehatan dapat tercapai.
- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!