32 C
Jakarta

Pengungsi Lombok Mulai Terserang Ispa dan Cacar Air

Baca Juga:

LOMBOK TIMUR, MENARA62.COM – Pengungsi Lombok mulai terserang Ispa dan Cacar Air. Pengungsi yang ada di pos pengungsi dalam wilayah pelayanan Pos Muhammadiyah di Desa Lendang Luar, Sembalun Lawang, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai terserang Ispa dan cacar air.

Hal ini disampaikan dr Tito Novrian, koordinator Tim Medis MDMC di Pos Pelayanan Muhammadiyah di Sembalun Lawang, Rabu (12/9/2018), seperti dilansir Muhammadiyah Newsroom Network/MNN.

“Sekarang di pos pengungsi, banyak yang terserang Ispa. Ini didapat dari pengungsi yang mendatangi pos pelayanan kesehatan MDMC Muhammadiyah di Sembalu. Jumlah pasien yang datang antara 30-50 orang per hari,” ujar dr Tito yang berasal dari RS PKU Wonosobo, Jawa Tengah.

Menurut dr Tito, ispa banyak menyerang pengungsi karena kondisi tenda yang kurang sehat, sirkulasi udara kurang baik, dan tiupan angin kencang yang menerbangkan debu.

“Selain itu, kondisi fisik pengungsi yang kurang cukup beristirahat, juga menyebabkan daya tahan tubuhnya berkurang,” ujarnya.

Itu sebabnya, dr Tito menyarankan, agar pihak terkait menyegerakan pembangunan hunian sementara (huntara) yang lebih layak dari sekedar tenda pengungsi.

Selain ispa, dr Tito juga mendapatkan laporan dari puskesmas setempat, sudah ditemukan 9 kasus pasien terserang cacar air. Penyakit ini juga bisa berbahaya, mengingat penyebarannya melalui udara, dan kondisi fisik pengungsi yang lemah, dan makin diperlemah dengan kondisi psikologi pengungsi yang stress di pengungsian.

“Karena itu, langkah terbaik adalah menyegerakan pengungsi agar tidak lagi tinggal di tenda-tenda pengungsian,” ujarnya.

Jika sudah memasuki musim penghujan, dr Tito memperkirakan, pengungsi, terutama anak-anak dan orang tua, akan mudah terserang diare. Akibat sistem sanitasi yang tidak baik, dan kebiasaan buang air besar di sungai yang saat ini aliran airnya sangat kecil, karena musim kemarau.

Menurutnya, anak-anak perlu diberikan sosialisasi cuci tangan, buang air besar di MCK yang sudah dibangun di areal pengungsian.

“Sosialisasi PHBS perlu terus digencarkan pada anak-anak dan orangtua,” ujarnya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!