33 C
Jakarta

Simpati Sudirman Said untuk Anin

Baca Juga:

SEMARANG, MENARA62.COM –Kejadian yang menimpa siswa SMAN 1 Semarang Anindya Helga  dan Muchammad Afif Ashor, menarik simpati berbagai pihak. Calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said salah satunya. Sabtu (3/3/2018) malam, Sudirman Said yang akrab dipanggil Pak Dirman ini, mengunjungi kediaman Anin di Jalan Selomoyo Mukti Barat, Semarang.

“Saya harus mendalami ini semua. Tapi secara sepintas saya ingin mengingatkan bahwa pendidikan. Itu tidak hanya untuk membangun pengetahuan tapi juga kreativitas dan inisiatif anak-anak,” kata Pak Dirman.

Jadi, lanjut Pak Dirman, keseimbangan antara pendidikan di ruang kelas dan organisasi penting dijaga. Tindakan yang terlalu keras terhadap aktivitas organisasi, akan membuat mereka terganggu dalam pengembangan kreativitas.

“Jadi tetap harus dilihat hati-hati. Tapi bagaimana pun yang diutamakan harus kepentingan siswa,” katanya.

Menurut Pak Dirman, jika terbukti ada kasus bullying memang harus ada tindakan. Tetapi, menurutnya, harus kembali pada spirit pendidikan, disamping membangun pengetahuan juga harus  membangun etika dan perilaku.

“Pengembangan keterampilan kreativitas, merupakan cara mereka memperoleh life skill. Dan berorganisasi termasuk bagian pembangunan etitute dan perilaku. Harus ada keseimbangan,” jelas dia.

Secara keseluruhan, lanjutnya, memang sejak beberapa tahun terakhir pengelolaan SMA dan SMK diambil alih oleh provinsi, jadi sudah waktunya Pemprov mengambil tindakan.

“Karena selain soal bully, juga persoalan lain banyak yang melilit SMA dan SMK. Saya rasa apa ini adalah alarm bagi kita,” katanya.

Pak Dirman berpesan pada Anin, bahwa semua yang ia lalui merupakan ujian harus dihadapi.

“Ini harus dinikmati. Karena tidak semua orang mendapat atau dihadapkan persoalan seperti ini. Yang menimpa Anin ini, bisa menjadi inspirasi kita semua, bahwa jangan pantang menyerah menegakkan kebenaran,” katanya.

Pak Dirman menegaskan, kunjungannya tersebut bukan urusan cagub, namun urusan hati, urusan kemanusiaan.

“Karena saya pernah mengalami kejadian hampir sama, ujian dalam pendidikan. Kalau saya lebih ke soal pembayaran. Saya merasakan betul ketika sedang semangat-semangatnya belajar, terus ujian besar menghadang,” katanya.

Setelah ngobrol beberapa saat, Pak Dirman bertanya lebih jauh soal Anin. Dan juga menyinggung soal umur. Ternyata keduanya memiliki tanggal dan bulan lahir yang saama, yakni 16 April.

“Wah, serba kebetulan. Semoga Anin mendapat kemudahan dan kekuatan dalam kejadian ini,” katanya.

Sementara itu, Anin berharap dapat mengikuti jejak Pak Dirman dalam menempuh jenjang pendidikan serta karir.

“Setelah saya melihat sendiri, saya meyakini pak Dirman orang yang bijak. Pengin meniru jejak beliau,” harapnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Anin dan Afif dikeluarkan dari sekolahnya  pada 6 dan 7 Februari 2018. Pihak sekolah menduga keduanya melakukan tindak kekerasan dan bullying. Namun baik Anin maupun Afif merasa tidak melakukan apa yang dituduhkan pihak sekolah.

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!