BANDUNG, MENARA62.COM – Jawa Barat merupakan daerah yang kaya. Seperlima penduduk Indonesia tinggal di propinsi ini. Tetapi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang mencukupi, ternyata Jawa Barat masih mencatat jumlah penduduk miskin yang tinggi.
Karena itu, Pemprov Jawa Barat berinisiatif mengajak kaum milenial untuk berkarya di desa-desa di wilayah Jawa Barat. Melalui program Patriot Desa, Pemprov Jabar mengundang kaum milenial menjadi pemimpin masa depan da mengakselerasikan pembangunan di desa.
“Jadi jika bisa menyelesaikan Jawa Barat, maka seperlima masalah Indonesia selesai,” jelas Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) dalam webinar yang disiarkan secara live pada kanal Youtube Humas Jabar, Selasa (10/11/2020).
Dampak adanya Patriot Desa ini diharapkan desa segera maju, karena adanya sentuhan dari anak muda. Anak muda yang masuk ke desa secara tidak langsung menjadi orang yang mewakili program pemerintah Jawa Barat, sehingga pemerintah dapat hadir di desa yang terpinggirkan.
“Ini merupakan sesuatu yang konkrit, anak milenial diuji untuk berefleksi apakah benar mereka mencintai desa, cocok berada di desa, dan mampu memberikan yang terbaik untuk desa,” ujar Tri.
Ia juga menambahkan hal ini dilakukan agar anak milenial mampu memahami Jawa Barat di usia muda.
Tri juga menjelaskan bahwa Jawa Barat ini kaya. Namun, kurangnya sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan sumber daya lokal.
Ridwan Kamil selaku gubernur Jawa Barat menyampaikan salah satu tugas pemimpin adalah mengakselerasi kemajuan dan membawa perubahan.
“Makin terjadinya krisis keyakinan tentang masa depan di desa, rasio usia petani sepuh karena anak-anaknya tidak mau menjadi petani, peternak, dan tinggal di desa,” ujar Ridwan.
Hal ini dapat terjadi karena adanya terpaan dari media sosial mengenai gemerlap kota, sehingga cita-cita dari anak desa adalah untuk tinggal di kota. Fakta ini cukup mengejutkan karena ketahanan pangan tergantung pada desa.
“Menggagas bagaimana menarik minat milenial untuk tinggal di desa,” Jelas Ridwan.
Ridwan menambahkan ia bertemu dengan Tri dimana Ridwan sebagai pemerintah memiliki anggaran, dan Tri memiliki ilmu. Hal inilah yang digabungkan, sehingga terbentuk visi one village one company.
Perusahan yang dibangun di desa akan dipimpin oleh anak muda, dan beranggotakan anak muda pula. Perusahaan ini mempromosikan keindahan yang ada di desa Jawa Barat melalui media sosial.
“Seperti di salah satu desa di Kuningan, desa ini memiliki pendapatan 1,5 miliar rupiah. Karena memberikan bayaran pada tiap orang yang mau selfie,” ujar Ridwan.
Jika mau hidup aman maka tinggal di desa. Apalagi dimasa pandemi, desa masih banyak zona hijau, sedang kasus terbanyak ada di perkotaan.
“Wahai milenial mari tinggal di desa, rejeki kota, bisnis mendunia,” jelas Ridwan.