ENREKANG, MENARA62.COM — Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr. H Kasiyarno, M.Hum., mengatakan perguruan tinggi Muhammadiyah yang dipimpinnya bisa besar karena ada kebersamaan. Di antaranya, kebersamaan antara Pimpinan universitas, BPH (Badan Pengurus Harian), dan PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah).
Kasiyarno mengungkapkan hal tersebut saat silaturahmi ke STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan) Muhammadiyah Enrekang, Sulawesi Selatan, Selasa (12/3/2019). Kasiyarno didampingi Wakil Rektor II, Drs. Safar Natsir, M.Si., Wakil Rektor III, Dr. Abdul Fadlil, M.T., serta anggota Forum Wartawan UAD.
Rombongan UAD diterima Ketua BPH STKIP Muhammadiyah Enrekang, Syawal Sitonda, Ketua STKIP Drs Yunus Busa MSi dan jajarannya, serta Ketua PDM Enrekang, Kamaruddin.
Lebih lanjut Rektor UAD mengatakan sinergitas dengan dosen juga harus dibangun. Kala UAD sedang berkembang dosen baru hanya bertahan selama satu semester. Sebab UAD belum bisa memberikan kesejahteraan.
Namun kini, kata Rektor, banyak calon dosen yang melamar ke UAD, saat dibuka pendaftaran. Karena kesejahteraan dosen sudah mendapat perhatian. Gaji tidak lagi hanya 12 bulan, tetapi sudah lebih. “Kini kita kesulitan menyeleksi saking banyaknya pendaftar. Bahkan ada peserta dari luar negeri,” kata Rektor dengan bangga.
Menurut Rektor, UAD tidak mau besar sendirian. Namun, UAD ingin mengajak PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) lain besar bersama. Sehingga UAD banyak memberikan bantuan kepada sejumlah PTM. Salah satunya, STKIP Muhammadiyah. UAD memberikan bantuan sebesar Rp3 miliar. Bantuan ini digunakan untuk menyelesaikan gedung kuliah lantai lima.
Ketua BPH STKIP Muhammadiyah Enrekang, Syawal Sitonda mengatakan gedung lantai lima dimulai tahun 2015. Gedung ini direncanakan selesai tahun 2020. Tahun ini, STKIP Muhammadiyah Enrekang sedang mengajukan perubahan menjadi universitas.
Sedang dana pembangunan, kata Syawal, selain dari UAD juga berasal dari Bupati Enrekang. Tahun pertama 2015 lalu, menerima bantuan dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) sebesar Rp1 miliar. Kemudian tahun kedua mendapat bantuan lunak dari UAD sebesar Rp3 miliar. Tahun ketiga, mendapat bantuan APBD sebesar Rp1 miliar. Tahun keempat akan mengucur dana APBD sebesar Rp3,5 miliar.
Sementara ketua STKIP Muhammadiyah Enrekang, Drs. Yunus Busa, M.Si., mengatakan setelah tahun 2020, mengharapkan UAD untuk terus memberikan bantuan. Sebab setelah selesai pembangunan gedung kuliah masih membutuhkan dana untuk mengisi kelas-kelas. Di antaranya, bangku kuliah, layar monitor, laboratorium, peningkatan kualitas dosen. “Kita masih membutuhkan bantuan dari UAD,” kata Yunus.