PANDEGLANG, MENARA62.COM – Puskesmas Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten menerima sebanyak 10 jenazah korban gelombang tsunami yang melanda kawasan pesisir Banten Selatan.
“Dari 10 jenazah itu, diantaranya empat sudah diambil oleh keluarganya,” kata Iwan, seorang petugas Puskesmas Panimbang di Pandeglang, seperti dikutip dari Antara, Minggu (23/12).
Puskesmas hingga kini terus meningkatkan pelayanan karena korban tsunami terus berdatangan sejak Minggu dinihari.
Saat ini, jumlah pasien korban tsunami tercatat 63 orang dan 10 orang meninggal dunia.
Dari 63 pasien itu, kata dia, kebanyakan mengalami luka patah tulang, luka sayatan hingga sesak nafas akibat banyak mengkonsumsi air laut.
Sedangkan, 10 orang yang meninggal dunia itu, diantaranya empat sudah dibawa keluarga.
Saat ini, ujar dia, enam korban tsunami yang meninggal dunia masih dilakukan pendataan karena belum ada keluarganya.
“Semua korban tsunami yang meninggal dunia itu wisatawan Tanjung Lesung yang mengisi liburan panjang,” katanya.
Menurut dia, kemungkinan besar korban tsunami terus bertambah karena kawasan wisata Tanjung Lesung belum dilakukan evakuasi.
Selain itu, nama-nama personil group band Seventen yang menghibur wisatawan Tanjung Lesung juga belum ditemukan.
“Kami berharap cuaca kembali normal sehingga tim relawan bisa melakukan evakuasi dan pertolongan di kawasan Tanjung Lesung,” katanya.
Ia mengatakan, ada pasien yang mengalami patah tulang dan perlu dilakukan rujukan, namun orangtua pasien itu ikut hilang terseret gelombang tsunami.
“Kami berharap secepatnya bisa dilakukan tindakan medis dengan rujukan itu,” katanya.
Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) menyatakan dampak tsunami dan gelombang tinggi yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang menyebabkan 43 orang meninggal dunia.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan data sementara hingga pukul 07.00 WIB menunjukkan tsunami dan gelombang tinggi telah menyebabkan 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang.
BNPB menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya.