24.1 C
Jakarta

13 Mahasiswa UAD Ikuti Program KMP Kemendikbud

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Sebanyak 13 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terpilih mengikuti program Kampus Mengajar Perintis (KMP) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI). Mereka akan membantu siswa di desa dan kota yang harus mengikuti pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (Daring) akibat pandemi Covid-19.

Demikian diungkapkan Vera Yuli Erviana, SPd, MPd, dosen pembimbing mahasiswa program KMP dalam rilis yang dibuat Humas UAD, Kamis (29/1/2021). Mereka akan ditempatkan di Ogan Komeling Ulu Timur, Pangkal Pinang, Oku Selatan, Kebumen, Biak Numfor, Bangka Barat, Ketapang, Cilacap, Pesawaran, Garut, Lombok Tengah, Pangkal Pinang, Bangka.

“Sekolah yang dipilih di daerah tersebut merupakan sekolah yang memiliki akreditasi B dan C. Tetapi masuk dalam zona hijau selama pandemi Covid-19. Sehingga relatif aman bagi mahasiswa UAD,” kata Vera Yuli Erviana.

Lebih lanjut Vera Yuli Erviana, mengatakan dalam pelaksanaan KMP, dirinya terus berkomunikasi dengan mahasiswa yang ada di lapangan. Sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi mahasiswa UAD di lapangan segera teratasi.

“Selama 10 minggu, kami terus berkomunikasi dengan mahasiswa. Berdiskusi untuk menyelesaikan laporan maupun mencari solusi atas permasalahan yang ada di sekolah yang ditempati mahasiswa. Alhamdulillah mahasiswa UAD memiliki bekal yang cukup serta memiliki inovasi dan kreativitas dalam mengajar,” kata Vera Yuli dengan bangga.

Selain mengajar siswa, kata Vera, mahasiswa UAD juga melatih para guru untuk mengoperasikan berbagai perangkat pembelajaran jarak jauh. Tidak semua guru bisa menggunakan perangkat-perangkat modern, apalagi guru yang sudah senior.

Sedang Alim Mustofa, mahasiswa dari program studi Pendidikan Fisika UAD yang diterjunkan di SD N 28 Sungailiat, Sungaliat, Bangka menjelaskan, perbedaan pendidikan di kota dan di daerah benar-benar sangat mencolok. “Dari segi fasilitas, di sekolah yang saya tempati, tidak begitu jauh perbandingannya. Tetapi, yang menjadi pembeda adalah dari segi sumber daya manusianya.”

Menurut Alim, kesenjangan sumber daya manusia (SDM) terutama guru disebabkan karena pendidikan yang belum merata. Jadi hanya beberapa sekolah saja yang menonjol.

Selama mengikuti progam KMP, Alim mengaku mendapat banyak pelajaran berharga. Di antaranya, mengasah mental untuk menjadi seorang pendidik. Tantangan menjadi seorang guru bukan sekadar penguasaan materi dan sejenisnya, melainkan mental baja dan kesabaran untuk menghadapi siswa.

“Di SDN 28 Sungailiat, saya diperlakukan layaknya anak sendiri oleh para guru. Karena kebanyakan merupakan guru-guru senior. Dari merekalah justru saya banyak belajar apa yang tidak didapatkan di perkuliahan, yakni mental dan kesabaran,” jelasnya.

Menurut Alim, kesempatan mengajar di daerah selama pandemi menjadi pengalaman yang berharga. Selain mendapat pengalaman, ia dapat memerluas relasi sampai ke dinas pendidikan dan sekolah-sekolah lainnya.

Program KMP Kemendikbud RI, memberikan efek timbal balik yang luar biasa bagi mahasiswa, siswa, dan guru atau pendidik di sekolah. Masing-masing saling belajar, saling berbagi ilmu dari manis pahitnya pendidikan di masa pandemi Covid.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!