MAKKAH, MENARA62.COM – Hakekat ibadah haji itu adalah Arafah. Jemaah tanpa melakaukan wukuf di Padang Arafah, maka hajinya tidak sah.
Oleh karenanya, Kementerian Kesehatan selalu menyerukan kepada para jemaah haji untuk menjaga kondisi kesehatannya baik sebelum, selama maupun sesudah pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), agar ibadahnya lebih sempurna.
Khusus untuk Armuzna, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc, menyampaikan pesan-pesan kesehatan bagi seluruh jemaah haji Indonesia yang saat ini sudah seluruhnya berada di Kota Makkah. Eka mengimbau agar saat pelaksanaan ibadah haji di Armuzna pada tanggal 9-13 Dzulhijjah 1440H nanti, para jemaah haji harus selalu menjaga keselamatan dan kesehatannya dengan cara memperhatikan dan melakukan 15 hal sebagai berikut:
- Makan teratur agar tubuh bertenaga dan tidak mudah sakit. Perbanyak makan buah dan sayur.
- Sering minum, tidak menunggu haus. Saat Armuzna suhu di Makkah diperkirakan makin panas. Waspadai risiko kekurangan cairan/dehidrasi dan heat stroke.
- Kurangi aktivitas fisik yang tidak perlu. Simpan tenaga untuk menyelesaikan Armuzna.
- Kurangi aktivitas di luar tenda saat Armuzna.
- Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat keluar pondokan atau tenda termasuk saat antre di toilet di Armuzna.
- Bawa obat-obatan pribadi dan mengonsumsinya secara teratur sesuai anjuran dokter.
- Konsultasikan kesehatan ke petugas kesehatan terutama bagi jemaah berisiko tinggi sebelum berangkat ke Armuzna.
- Bawa dan konsumsi minuman oralit saat di Armuzna.
- Peduli dan saling menjaga antar jemaah minimal yang sekamar atau seregu. Berangkat dan pulang bersama-sama.
- Membawa pisau cukur sendiri dan tidak dipinjamkan atau meminjam milik orang lain.
- Ketika di area Armuzna, tidak naik ke atas bukit, tebing atau bebatuan dan tidak berbaring di jalan atau di kolong kendaraan yang terparkir.
- Pilih rute melempar jamarat yang aman dan sudah direkomendasikan oleh petugas haji Indonesia yaitu rute yang melalui tenda-tenda jemaah Indonesia dan masuk melalui terowongan. Di jalur tersebut tersebar petugas dan pos kesehatan, sedangkan jalur lainnya tidak ada perlindungan petugas atau pos kesehatan sehingga berbahaya jika dilewati jemaah Indonesia.
- Tidak memaksakan diri melempar jamarat ketika kondisi kesehatan tidak memungkinkan.
- Melontar jamarat mengikuti waktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi. Untuk jemaah Indonesia waktu melontar yang disarankan untuk tanggal 10 Zulhijah yaitu setelah Asar atau setelah Magrib dan pada tanggal 11 Zulhijah setelah Subuh. Jika melontar di waktu selain itu akan berisiko terpapar suhu yang sangat panas dan berdesakan dengan jemaah dari negara lain yang postur tubuhnya lebih besar dari jemaah Indonesia.
- Hati-hati jika menggunakan tangga berjalan atau eskalator di area jamarat karena curam. Angkat pakaian di atas mata kaki untuk menghindari terinjak atau terbelit di eskalator