JAKARTA– Sebanyak 163 orang sarjana Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (FFS UHAMKA) dikukuhkan menjadi Apoteker, Sabtu (5/10). Pengukuhan ratusan Apoteker baru tersebut dihadiri Rektor UHAMKA Prof Dr Suyatno, Perwakilan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Perwakilan Ikatan Farmasi Indonesia, Ketua Dekan FFS Dr. Hadi Sunaryo, M.Si., Apt. , Ketua Program Studi Profesi Apoteker Ani Pahriyani, M.Sc., Apt. dan pejabat lainnya dilingkungan UHAMKA.
Rinciannya sebanyak 155 sarjana merupakan angkatan 28 dan 8 orang lainnya adalah mahasiswa angkatan 27. Total apoteker yang dikukuhkan menjadi 163 orang dan semuanya sudah lulus Uji Kompetensi Apoteker Indonesia.
Dalam sambutannya, Rektor UHAMKA Prof Suyatno mengatakan program studi apoteker di UHAMKA kini menjadi salah satu program studi favorit. Dari tahun ke tahun, jumlah peminatnya terus bertambah.
“Tahun ini saja, ada 1000 lebih pendaftar. Kami hanya bisa menerima 300 mahasiswa sesuai kuota yang ada,” kata Rektor.
Ia juga menyatakan kegembiraannya bahwa mutu dan kualitas apoteker lulusan UHAMKA terus meningkat. Salah satu indikatornya adalah prosentase kelulusan Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI). Tahun seluruh apoteker yang dihasilkan UHAMKA dinyatakan lulus 100 persen alias lulus semua.
“Kami sudah 4 kali mengikuti UKAI. Rata-rata kelulusannya mencapai diatas 93 persen. Khusus untuk Apoteker angkatan 28 seluruh mahasiswa sebanyak 156 orang lulus UKAI 100 persen,” lanjut Rektor.
Dengan dikantonginya sertifikat UKAI, maka semua apoteker yang lulus dari UHAMKA sudah bisa membuka praktik dan membuka layanan kefarmasian. Baik dilingkungan industr farmasi, rumah sakit, klinik, maupun layanan mandiri.
Rektor mengingatkan apoteker yang baru dilantik hendaknya terus belajar dan jangan cepat puas dengan lmu yang diperoleh. Perkembangan teknologi mengharuskan apoteker bisa menyesuaikan diri agar bisa eksis di dunia kerja.
Saat ini dari 172 perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di Indonesia, baru 13 PTM yang memiliki jurusan farmasi dan hanya 6 yang membuka program studi profesi apoteker. Semua jurusan dan program studi yang ada di 13 PTM tersebut setiap tahun banjir peminat.
“Membuka jurusan farmasi dan program studi profesi apoteker kan harus didukung sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta infrastruktur lainnya. Kami ingin jurusan farmasi maupun profesi apoteker menjadi lulusan yang unggul, sehingga kuota dibatasi sesuai sumber daya yang ada,” jelas Rektor.
Program studi Farmasi didirikan pada tahun 1997, bersamaan dengan perubahan IKIP Muhammadiyah menjadi Universitas sesuai kebijakan pemerintah saat itu. Awalnya bernaung di bawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Seiring dengan perjalanan waktu dan semakin tumbuh dan berkembang Farmasi UHAMKA, maka pada tahun 2012 FMIPA UHAMKA berubah menjadi FFS UHAMKA.
Sejalan dengan perkembangan, PSPA FFS UHAMKA selanjutnya didirikan pada tahun 2003 yaitu pada saat Prodi S1 Farmasi FMIPA UHAMKA mendapatkan akreditasi dengan peringkat B. Sesuai aturan APTFI (Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia) pada saat itu, apabila prodi S1 Farmasi sudah mencapai akreditasi dengan peringkat B maka boleh mendirikan PSPA.
FFS UHAMKA selama ini sudah berhasil meluluskan mahasiswa tepat waktu. Untuk mahasiswa tingkat sarjana sejak tahun 2009 sudah banyak yang bisa lulus S1 Farmasi tepat 4 tahun, sehingga jika dilanjutkan 1 tahun untuk ambil program profesi apoteker maka mahasiswa bersangkutan lulus tepat waktu 5 tahun menjadi Apoteker.
Pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker kali ini ada 4 orang lulusan FFS UHAMKA yang berhasil lulus menyelesaikan S1 Farmasi dan Apoteker tepat 5 tahun, yaitu Nopitasari, Nuri Budianti, Risa Melia Rahma Yunita dan Windi Yolanda.