27.3 C
Jakarta

Penguatan Al-Islam Kemuhammadiyahan, Ciri Khas Ramah Tamah Wisuda ke 80 Program Pascasarjana Unismuh Makassar

Baca Juga:

MAKASSAR, MENARA62 COM – Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (Unismuh)Makassar menggelar Penguatan Al Islam Kemuhammadiyahan yang dirangkaikan dengan Ramah Tamah Wisudawan Angkatan ke 80. Acara digelar di Hotel Aryaduta, Jl Somba Opu, Makassar, Senin 9 Oktober 2023.

Kegiatan ini mengangkat tema “Eksistensi Alumni Dalam Mewujudkan Masyarakat Islam Berkemajuan”.

Turut hadir dalam acara tersebut Rektor Unismuh Prof Ambo Asse, serta Prof Irwan Akib, Direktur Program Pascasarjana Unismuh Makassar, yang juga merupakan Ketua Dewan Guru Besar Unismuh Makassar, yang juga menjabat sebagai

Ketua Panitia Kaharuddin PhD dalam laporannya, menyampaikan bahwa lulusan Program Pascasarjana pada kesempatan ini berjumlah 175 orang.

Rinciannya adalah 9 orang dari Program Studi (Prodi) Agribisnis, 25 orang dari Prodi Ilmu Administrasi Publik, 26 orang dari Prodi Manajemen, 22 orang dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 8 orang dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, 49 orang dari Prodi Pendidikan Dasar, 19 orang dari Prodi Pendidikan Islam, 15 orang dari Pendidikan Sosiologi, serta 15 orang dari Program Doktor dan Pendidikan Agama Islam.

Selain itu, penghargaan Wisudawan Terbaik Program Pascasarjana Unismuh Makassar diberikan kepada Rismawati dari Prodi S2 Agribisnis.

Prof. Ambo Asse, Rektor Unismuh Makassar, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa tema acara ini bertujuan untuk mencerahkan dan memajukan umat Sulawesi Selatan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang Bermartabat dan Berkeadaban.

Ambo Asse juga menyoroti peran Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan dan sosial kemasyarakatan dalam mengembangkan amanah sebagai gerakan Islam, gerakan tajdid, dan gerakan dakwah.

“Tujuannya sangat jelas, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar benarnya,” tukas nakhoda Unismuh, yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel itu.

Prof. Ambo menambahkan bahwa Islam sebagai agama Allah memberikan panduan dalam kehidupan, dan penting untuk menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai agama yang mengatasi kepercayaan yang lain. Ia juga menekankan pentingnya ijtihad, tajdid, serta Aqidah tauhid sebagai landasan dalam semua aktivitas kehidupan.

“Sebagaimana Nabi saw menegaskan bahwa yang halal adalah jelas, yang haram adalah jelas, hanya ada yang samar-samar di antaranya, dan kita dapat memperjelas dengan menggunakan lima kriteria atau indikator penilaian seperti Tidak ada unsur kesyirikan, Tidak merusak akhlak mulia dan atau nilai-nilai moral, Tidak menghalangi pelaksanaan ibadah,” ungkapnya.

Prof. Ambo Asse menutup sambutannya dengan menegaskan peran Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan amal kebajikan yang mencerahkan dan mencerdaskan umat dalam menjalankan agama Allah dengan baik dan benar.

Sementara itu, Direktur Pascasarjana Unismuh dalam sambutannya sempat menyinggung bahwa Muhammadiyah sudah merencanakan pendirian perguruan tinggi sejak satu abad yang lalu.

Irwan Akib, yang juga Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga menjelaskan, rencana pendirian perguruan tinggi Muhammadiyah itu disampaikan oleh KH. Hisjam, sebagai H.B Muhammadiyah Bahagian Sekolahan pada 1920.

Menirukan yang disampaikan KH. Hisjam pada Rapat anggota Muhammadiyah, Irwan Akib menyebutkan H.B Muhammadiyah Bahagian akan memajukan pendidikan, pengajaran, menegakkan gedung universitas Muhammadiyah, mencetak sarjana Islam, dan maha guru Muhammadiyah.

Meski tidak langsung dapat direalisasikan, namun rencana mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah itu diakui oleh Irwan sebagai tonggak sejarah yang berhasil mengantarkan Muhammadiyah yang sekarang dengan 171 perguruan tingginya.

“Bersyukur sekarang Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah kita sudah 171. Itu semua bagian dari ketulusan dari pemimpin kita,” tutur Irwan Akib.

Irwan Akib mengungkapkan, dari rencana yang dicanangkan sejak 1920, Muhammadiyah berhasil mendirikan perguruan tinggi pertamanya pada 1950 di Padang Panjang, dan pada 1954 Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) berdiri.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!