DEPOK, MENARA62.COM – Sebanyak 280 roket air melakukan uji coba luncur di lapangan Rotunda Universitas Indonesia, Ahad (29/9/2019). Roket air tersebut merupakan hasil karya peserta Kompetisi Roket Air tingkat Nasional (KRAN) 2019 yang berlangsung sejak Sabtu (29/9/2019).
Tercatat ada 140 peserta yang ambil bagian dalam KRAN 2019 tersebut. Mereka merupakan hasil seleksi dari kompetisi roket air tingkat regional yang digelar sebelumnya di sejumlah daerah.
Direktur Pusat Peragaan IPTEK (PP-IPTEK) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Syachrial Annas menjelaskan KRAN 2019 diikuti oleh 140 siswa usia 12-16 tahun dari 16 kabupaten/kota. Masing-masing peserta membuat dua roket air dengan bahan material botol plastik berkarborasi, dan sterofoam atau infraboard. Dengan demikian, jumlah roket air yang diuji coba 280 roket air.
“Sebelumnya mereka sudah mendapatkan pelatihan di PP-IPTEK selama sehari. Nah hari ini mereka meluncurkan rakitan roket air hasil karya peserta,” jelas Syachrial.
Menurut Syachrial, kompetisi roket air dari tahun ke tahun semakin dikenal masyarakat. Terbukti jumlah peserta terus meningkat. Tahun 2018 misalnya, KRAN diikuti 130 siswa, tahun ini bertambah menjadi 140 siswa.
Upaya membuat KRAN makin dikenal public, pihaknya menggandeng kalangan perguruan tinggi. Pelibatan kalangan perguruan tinggi tersebut juga dimaksudkan agar kompetisi ini lebih memiliki bobot dan lebih bergengsi.
“Waktu di Bali tepatnya pada penyelenggaraan Ritech Expo kami bertemu 43 Politeknik dan universitas untuk menawarkan kerjasama ini dan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KRAN 2019. Lalu setelah kita seleksi dari berbagai aspek terpilihlah UI,” kata Syachrial.
Ia mengambil contoh pelaksanaan KRAN 2019 yang digelar di lapangan Rotunda UI. Pada saat uji coba peluncuran roket air, di UI tengah berlangsung kegiatan car free day.
“Jadi banyak masyarakat sekitar kampus UI yang ikut menyaksikan. Dan ini sesuai harapan kami agar kompetisi roket air makin dikenal,” lanjut Syachrial.
Dari 140 peserta tersebut, PP IPTEK akan memilih 6 peserta terbaik untuk mengikuti Kompetisi Roket Air Internasional di Jepang pada 22-25 November 2019. Satu diantaranya akan mendapatkan akomodasi penuh dari PP IPTEK, sedang lima peserta lain diharapkan mendapatkan sponshorship dari Pemda atau pihak swasta.
Syachrial mengatakan bahwa kompetisi roket air menjadi salah satu kompetisi yang bergengsi saat ini. Alumni pemenang kompetisi ini mendapatkan keistimewaan untuk masuk ke SMA tanpa melalui tes atau seleksi.
“Sertifikat juara kompetisi roket air baik regional maupun nasional apalagi internasional, Alhamdulillah mendapat banyak kemudahan saat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya,” jelas Syachrial.
Menurut Syachrial, kompetisi roket air bukanlah jenis kompetisi yang mudah. Karena saat membuat roket air, anak-anak juga dituntut untuk bisa menghitung berapa muatan air yang tepat, sudut angin dan windsock (sirip) dari roket air yang dibuatnya. Disinilah anak diajarkan menerapkan ilmu fisika dan matematika dengan baik.
“Seperti sedang bermain, tetapi sesungguhnya anak-anak sedang belajar sains,” tutup Syachrial.