SOLO, MENARA62.COM – Ustadz Adi Hidayat menjadi pembicara dalam Tabligh Akbar Semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Lebih dari satu jam, Ustadz Adi Hidayat menyampaikan ceramah dihadapan sekitar 10 ribu jamaah dan puluhan ribu penonton online.
Memulai pengajian di tempat yang disebutnya sebagai gedung paling megah yang pernah ia lihat, UAH merespon pernyataan yang disampaikan Rektor UMS, Prof Dr Sofyan Anif MSi dan Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad.
Kedua figur tersebut menyampaikan bahwa Ustadz Adi Hidayat merupaka kader Muhammadiyah.
“Hadirin sekalian, sebelum saling berbagi saya ingin menegaskan kembali tidak ada keraguan didalam statemen yang disampaikan Pak Rektor dan Prof Dadang Kahmad, Adi Hidayat adalah kader tulen Muhammadiyah nomer kartu angota 10.2584.05960676 ini PP Muhammadiyah belum hafal,” terang Adi Hidayat yang membuat peserta tertawa.
UAH menyampaikan 3 alasan utama mengapa menjadi kader Muhammadiyah merupakan kebanggaan.
Pertama, kader Muhammadiyah ketika terhubung dengan pesyarikatan Muhammadiyah sejatinya adalah umat nabi yang mendudukkan jalan hidup ikut petunjuk nabi secara riil melalui cicit Nabi Muhammad SAW sebagai pendiri persyarikatan.
Kedua, jadi kader Muhammadiyah diberi kesempatan secara terbuka untuk mengabdi, beramal dan mencerahkan tanpa sekat tanpa batas.
“Anda jadi pejabat, jadi dubes, jadi mufasir silakan, jadi TNI silahkan, jadi Polri silakan. Di setiap jabatan apapun yang mampu diemban sesuai passion silakan berikan terbaik dan hebatnya diwaqafkan untuk kepentingan agama bangsa dan negara. Tanpa harus menyebutkan saya Muhammadiyah tapi sinarnya mampu menjangkau seluruh kalangan,” terang UAH.
“Karena itulah kita mengenal kader persyarikatan yang diwakafkan amal solehnya, pengabdian. Tapi wakaf itu tidak mengharuskan kita lupa pada induknya. Saya penting garis bawahi hal ini. Karena saya beberapa kali saya menemukan unsur utusan dari Muhammadiyah malu memperlihatkan kartu Muhammadiyah. Ini ustad dari MUI padahal yang mengirimkan Muhammadiyah. Ini ustadz saya investor di sini padahal masuk persyarikatan Muhammadiyah. Dimanapun, kapanpun, berkiprah dalam suasana apapun, jangan pernah merasa sungkan mengatakan saya kader persyarikatan muhammadiyah,” terang Ustadz Adi Hidayat.
Ketiga, menurut Ustadz Adi Hidayat, insya Allah, kalau diikuti khittah, maqam, keyakinan dan cita-cita, insya Allah kita selamat sampai tujuan dengan ridho Allah karena pedoman Muhammadiyah mengacu pada Al qur’an dan sunah rasulullah.*