JAKARTA, MENARA62.COM – Ukur ketrampilan berbahasa Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan gelar kompetisi berpidato dan bercerita bagi Penutur Asing (LBB BIPA). Lomba yang diikuti 31 peserta dari 18 negara asing tersebut merupakan kegiatan rutin yang digelar Kemendikbud sejak 2015.
Dalam siaran persnya, Emi Emilia, Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kemendikbud mengatakan banyaknya penutur asing yang berminat mengikuti kompetisi ini menjadi bukti kecintaan mereka pada Indonesia dan budayanya. Rata-rata peserta memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang cukup bagus.
“Kemampuannya bagus dan sudah bisa berpidato menggunakan bahasa Indonesia. Ini kan ada persyaratannya kalau mereka belum pernah tinggal di Indonesia dalam jangka waktu lama yaitu lebih dari enam bulan,” ujar Emi.
Dengan demikian jelas Emi, kemampuan berbahasa Indonesia yang dimiliki peserta merupakan produk dari pembelajaran yang mereka ikuti di negara masing-masing.
Menurutnya, dengan mengikuti kompetisi tersebut, para penutur asing akan proaktif mencari referensi tentang keindonesiaan, untuk dijadikan sebagai materi pidato atau cerita, yang disesuaikan dengan tema dan topik yang telah ditentukan.
Tema LBB BIPA tahun 2019 adalah mengenai toleransi. Tema ini merupakan kelanjutan dari tema kompetisi tahun lalu, yaitu tentang persatuan dalam keberagaman. Tema itu diambil sesuai dengan kondisi di Indonesia, keadaan terkini di Indonesia, sehingga nantinya, para peserta dapat memaknai bahwa bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang majemuk, dipersatukan tidak hanya oleh bahasa Indonesia, tetapi juga oleh nilai luhur yang diyakini sejak lama, yaitu sikap toleran yakni sikap saling memahami dan menghormati berbagai unsur perbedaan.
Menariknya, lanjut Emi, ada peserta pidato yang menjelaskan mengenai toleransi yang bisa berdampak bagi perkembangan ekonomi khususnya di Indonesia.
Ditambahkan Emi, para peserta yang mengikuti final lomba ini adalah mereka yang telah lulus tes Uji Kemampuan Berbahasa Indonesia (UKBI). Peserta lomba akan diundang menghadiri upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia, dan melakukan kunjungan budaya dan wisata.
Penyelenggaraan lomba ini dilaksanakan di negara-negara tempat kedudukan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan di negara sahabat lainnya. Terwujudnya kegiatan ini merupakan hasil sinergi antar unit kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Luar Negeri melalui Perwakilan RI.
Dengan prakarsa Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) Kemendikbud, kegiatan lomba ini didukung oleh Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, serta Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya (WDB) Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Proses seleksi, dijelaskan Emi, diselenggarakan oleh Biro PKLN melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di 17 negara. Selain itu, terdapat tiga negara tambahan yang turut serta, yaitu Rusia, Uzbekistan dan Myanmar.
Para pemenang, selanjutnya diundang dalam kompetisi LBB BIPA di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberi semangat dan motivasi belajar bagi para BIPA sekaligus untuk menginternasionalkan bahasa Indonesia.
“Salah satu yang dididik adalah para penutur muda agar bisa menyebarkan bahasa Indonesia kepada teman, keluarga, dan lingkungannya. Untuk memberi semangat dan motivasi belajar sekaligus sebagai apresiasi bagi BIPA di negara-negara yang ada Atdikbudnya maka diselenggarakan kegiatan ini,” pungkas Emi.
Data BPKLN mencantumkan proses seleksi telah berlangsung pada bulan Maret—Juni 2019 di Amerika Serikat, Australia, Belanda, Filipina, India, Inggris, Jepang, Jerman, Malaysia, Mesir, Papua Nugini, Prancis, Saudi Arabia, Singapura, Thailand, Timor Leste, Tiongkok, Myanmar, Rusia, Suriname, dan Uzbekistan. Sebagai catatan, terdapat sebanyak 31 peserta dari 18 negara yang mengikuti LBB BIPA tahun 2019.