SOLO, MENARA62.COM – Tujuh modal sekolah penggerak membangun sekolah berkemajuan. Hal itu diungkapkan Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Jatmiko MPd Gr di halaman sekolah saat apel pagi tepat pukul 06.45 WIB, Rabu (28/2/2024).
“Tujuh modal sekolah penggerak membangun sekolah berkemajuan di era industry 4.0 menuju masyarakat society 5.0,” kata Jatmiko.
Menurutnya, guru bergerak Indonesia maju. “Dalam pelaksanaannya, tujuh jenis modal ini akan saling beririsan satu sama lain. Ketujuh modal di antaranya modal manusia, modal fisik, modal lingkungan, modal politik, modal agama/budaya, modal sosial dan modal finansial,” jelasnya, di hadapan 74 guru karyawan.
Terutama, lanjutnya, aset manusia mencakup guru yang berkualifikasi S1 mapun S2, tenaga kependidikan, dan siswa. Guru dengan berbagai kualifikasi dan keahlian khusus, seperti teknologi informasi yang memahami seluk beluknya misal faham AI. Contoh konkret guru penggerak memfasilitasi pembelajaran antar guru melalui komunitas belajar, mendorong siswa menjadi tutor sebaya, dan melibatkan orang tua dalam kegiatan literasi sekolah.
“Pembelajaran kreatif, menjadi kunci dalam penyampaian materi. Tenaga kependidikan mendukung kelancaran operasional sekolah, sedangkan siswa dengan prestasi baik akademik maupun non akademik dan kebutuhan peserta didik menjadi fokus layanan utama dalam proses pendidikan,” jelasnya.
Jatmiko menjelaskan setelah memahami tujuh modal utama seorang pemimpin pembelajaran di sekolah penggerak harus menerapkan pemikiran yang berbasis asset atau asset based thinking.
“Asset based thinking merupakan suatu proses mengenal aset yang kita miliki menjadi suatu kekuatan. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan kenali hal-hal yang positif dalam kehidupan sekolah. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada hal yang berjalan dengan baik, inspirasi yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif,” ujarnya.
Asset based thinking ini menjadi dasar Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA). Pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. (*)