26.7 C
Jakarta

Memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Lahir Pancasila 2021, 1000 Mahasiswa dan Dosen Untar Ikuti Festival Humaniora Secara Hybrid

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Seribu mahasiswa dan dosen Universitas Tarumanagara  memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Lahir Pancasila 2021, dengan menggelar acara FESTIVAL HUMANIORA dengan tema “Humaniora Untar Untuk Indonesia, Sukseskan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)” berlangsung secara hybrid.

Acara Festival Humaniora ini  menghadirkan narasumber : Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. K.H. Yudian Wahyudi, Pa Sahli Tk. III Bid. Sosbudkum HAM dan Narkoba Panglima TNI, Mayjen TNI Tri Martono, Kasubdit 1 Dit Tipidsiber Bareskrim Polri, Kombes Pol Dani Kustoni, Tenaga Profesional Bidang Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Mayjen TNI (Purn) E. Imam Maksudi, Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Dr. Wawan Wardiana, dan Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan.

Rektor Prof. Agustinus memberikan pembekalan kepada sivitas akademika Untar bagaimana “Menjadi Pribadi yang Unggul dengan Mengembangkan Nilai Integritas, Profesional, dan Entrepreneurship (IPE) Berlandaskan Pancasila.” Dia menjelaskan bahwa nilai-nilai Untar tersebut harus dijalani karena merupakan hal penting dalam mewujudkan Pancasila.

“Kepentingan Nasional dan Internasional tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan berbangsa. Kontribusi pendidikan untuk Indonesia akan membuat Indonesia semakin maju. Siapapun kita, mari bersama memajukan Indonesia dengan selalu berlandaskan Pancasila. Belajar membangun keunggulan pribadi dan keunggulan kompetitif, berani menciptakan peluang, mampu  beradaptasi dengan cepat, dan memiliki kepedulian kepada sesama,” kata Agustinus.

Mata kuliah Humaniora, lanjut dia, dapat membantu mahasiswa melihat sesuatu dengan jernih dalam perspektif kesatuan bangsa.

Ketua Lembaga Pembelajaran Untar, Dr. Eko Harry Susanto, M.Si. melaporkan bahwa rangkaian kegiatan Festival Humaniora merupakan tanggung jawab Untar dalam mengimplementasi proses pembelajaran MBKM, yakni memperkaya praktik humaniora dalam pendidikan Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia. Diharapkan seluruh sivitas akademika Untar memiliki dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, menjunjung tinggi toleransi di tengah masyarakat, menjaga kesatuan negara Indonesia, mengedepankan etika komunikasi, serta sikap positif lainnya sebagai wujud cinta tanah air.

Sementara, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Untar Dr. Rasji, S.H., M.H. menyampaikan bahwa Untar telah mengembangkan kurikulum sesuai kompetensi. “Dalam rangka mendukung pembelajaran MBKM, Untar telah mengembangkan kurikulum sesuai kompetensi program studi (prodi). Pengembangan kurikulum harus saling terintegrasi antar prodi dan diharapkan untuk mata kuliah Humaniora dapat memenuhi standar hard skill dan soft skill dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga mahasiswa dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Festival humaniora ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa mengimplementasikan nilai-nilai yang diperoleh selama kuliah dalam bentuk lomba tulisan ilmiah, poster, dan video. Karya mahasiswa yang dihasilkan dapat digunakan sebagai tolok ukur pencapain perkuliahan humaniora di Untar,” jelasnya.

Memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Lahir Pancasila 2021, 1000 Mahasiswa dan Dosen Untar Ikuti Festival Humaniora Secara Hybrid

Kepala BPIP,  Prof. Yudian Wahyudi dalam paparannya menyampaikan materi bertajuk “Pendidikan Pancasila sebagai Landasan Toleransi dalam Kehidupan Bermasyarakat”.

Menurut Yudian pendidikan merupakan landasan toleransi, sangat penting untuk membekali mahasiswa dari paham-paham intoleransi. Pancasila ada untuk mengayomi warga negara, dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang membuat persatuan menjadi nyata.

Mayjen TNI Tri Martono, (Pa Sahli Tk. III Bid. Sosbudkum HAM dan Narkoba Panglima TNI) menyampaikan “Tanggung Jawab Mahasiswa Terhadap Persatuan Bangsa Indonesia.” Pentingnya memiliki komitmen untuk bangsa. “Tentunya untuk menjadi negara yang berdaulat, adil serta makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 45, mahasiswa sebagai generasi bangsa seharusnya memiliki komitmen untuk bangsa. Pendidikan yang ditempuh mahasiswa adalah pendidikan tertinggi, yang secara tidak langsung sudah menyetujui kontrak kontribusi untuk bangsa dan negara. Mahasiswa adalah tongkat untuk menopang bangsa yang harus mengoptimalkan potensi diri dengan membangun karakter. Hanya sosok mahasiswa berkarakter kuatlah yang mampu menjadi pemenang dan memimpin Indonesia di kemudian hari,” jelasnya.

Kombes Pol Dani Kustoni, (Kasubdit 1 Dit Tipidsiber Bareskrim Polri) memaparkan “Peran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Landasan dalam Mencegah Berkembangnya Berita Bohong/Hoax”. Dani menjelaskan bahwa perkembangan teknologi yang semakin pesat, menuntut mahasiswa meningkatkan kemampuan literasi digital. “Semua hal bisa bersikap provokatif dengan karakter kejahatan cyber yang harus dipahami. Ciri-cirinya antara lain anonymous, borderless, organized, tempat kejadian yang tersebar dan masif, kerugian yang melebihi kejahatan konvensional, serta dapat dilakukan di mana saja. Dengan demikian harus dilakukan upaya-upaya penanganan yaitu memberikan penerangan kepada masyarakat, menjaga kepercayaan publik kepada pemerintah dan aparat, menetralisir berita bohong, membuat berita sebagai penenang masyarakat dan yang terakhir adalah melakukan tindakan hukum,” jelasnya.

Selanjutnya, Mayjen TNI (Purn) E. Imam Maksudi, (Tenaga Profesional Bidang Geopolitik dan Wawasan Nusantara) membawa materi “Membangun Ketahanan Kampus dalam Suasana Harmoni”. Dikatakannya bahwa mahasiswa adalah penerima tongkat estafet untuk masa depan.

“Mahasiswa harus menyadari siapa diri kita, memiliki kelebihan atau kekurangan yang harus diatasi dalam memahami wawasan kebangsaan, dan harus membangun sikap saling percaya dan saling menjaga untuk memperkuat persatuan. Dengan demikian, semakin dipertegas bahwa NKRI dan Bangsa harus tetap utuh bersatu,” jelasnya

Pada pemaparan terakhir yang disampaikan Dr. Wawan Wardiana, (Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi RI) tentang “Integritas dan Profesionalisme Mahasiswa untuk Mencegah Tindak Pidana Korupsi”, disampaikan bahwa tugas KPK tahun ini bertambah satu, yang sebelumnya adalah pencegahaan, koordinasi, supervisi, serta penindasan.

Untuk tahun ini, kata dia bertambah dengan adanya eksekusi. KPK memiliki strategi pemberantasan korupsi yang salah satunya melalui pendidikan. Pencegahan melalui pendidikan dapat dilakukan jika partisipasi masyarakat terlaksana. Bagaimana pentingnya peranan mahasiswa dalam hal ini. “Mengapa mahasiswa harus ikut berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi? Semua orang, termasuk mahasiswa memiliki peran memberantas korupsi dari lingkup terkecil. Ada beberapa contoh tindakan “koruptif” mahasiswa yang harus dihindari di antaranya yaitu menyontek, titip absen, plagiat, proposal palsu, gratifikasi dosen, datang terlambat, dan penyalahgunaan uang beasiswa,” jelasnya.

Ia juga berharap bahwa melalui kegiatan ini, mahasiswa berkesempatan menjadi pemimpin bangsa yang menjaga integritas kedepannya, seperti yang tertulis dalam UU Nomor. 44 tahun 2009 tentang Kepemudaan. Berlandaskan kompetensi dan integritas yang tinggi, mahasiswa dapat menjadi pemimpin yang amanah,” jelasnya mengakhiri.

Acara Festival Humaniora ini ditutup dengan presentasi juara pertama tulisan ilmiah, Jessica Fedora dan Reina Anggraeni dengan judul “Toleransi Menurut Pandangan Pancasila Dalam Membingkai Persatuan Indonesia di Kalangan Mahasiswa Tarumanagara.”

Disampaikan bahwa hingga saat ini mahasiswa Untar sudah menerapkan praktik humaniora dengan sangat baik dalam kehidupan kampus antara lain adanya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) antaragama, diberikan waktu khusus untuk beribadat dan menyelenggarakan perayaan agama dihadiri seluruh sivitas akademika, serta tidak ada perlakuan yang membeda-bedakan ras, suku, atau agama. Semua dapat hidup berdampingan dengan harmonis.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!