JAKARTA, MENARA62.COM – Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo Yusli Wardiatno menegaskan bahwa KBRI Tokyo memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Universitas Terbuka (UT) di Jepang. Hal itu disampaikannya saat memenuhi undangan Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) Universitas Terbuka (UT) dan hadir pada kegiatan Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) secara daring bagi mahasiswa baru UT yang berdomisili di Jepang, Ahad (26/9/2021).
“Sebagai pelopor pendidikan jarak jauh terkemuka di Indonesia, UT telah menunjukkan perhatian dan kontribusi yang luar biasa dalam peningkatan kompetensi SDM melalui penyediaan akses dan pemerataan pendidikan tinggi bagi seluruh warga negara Indonesia, termasuk yang tinggal di luar negeri,” ucap Yusli yang juga pembina UT di Jepang.
Hal ini lanjutnya, sejalan dengan salah satu program KBRI Tokyo yang berupaya melakukan peningkatan pelayanan akses pendidikan bagi seluruh WNI yang berada di Jepang.
Yusli juga menyampaikan bahwa KBRI Tokyo akan terus membantu menyosialisasikan UT di Jepang, karena meskipun jumlah mahasiswa baru pada masa 2021 ini mencapai 93 orang, namun ia yakin di masa mendatang jumlah peminat akan terus bertambah. “Apabila dilihat dari data jumlah WNI yang tinggal di Jepang mencapai 67.000 orang, lebih dari 37.000 adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sebagian besar berstatus pemagang,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini Yusli memberi motivasi dan menekankan kepada mahasiswa baru, di era perkembangan teknologi tidak ada batasan ruang dan waktu bagi siapapun untuk menimba ilmu, termasuk bagi para PMI. “Upaya peningkatan kompetensi dan pendidikan melalui UT, diharapkan para PMI dengan status pemagang bisa ditingkatkan menjadi Specified Skillied Worker, yang kebutuhannya sangat tinggi di Jepang. Tunjukkan kebanggaan diri sebagai mahasiswa UT serta mulai tanamkan kemandirian dalam bekerja sambal belajar, dan perlu membangun jaringan sosial sesama mahasiswa UT yang ada di Jepang,” imbaunya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN), Pardamean Daulay menyampaikan rasa syukur karena jumlah mahasiswa baru UT di Jepang terus mengalami peningkatan. Ia mengingatkan bahwa bekerja sambil belajar bukanlah hal yang mudah, butuh kemandirian dalam membagi waktu, membagi perhatian dan tenaga, serta membangun motivasi yang tiada henti.
“Apalagi, sistim pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di UT, menekankan kemandirian dan daya juang mahasiswa,” tuturnya.
Kegiatan OSMB bertujuan untuk membekali mahasiswa tentang informasi seputar sistem perkuliahan jarak jauh dan memberikan tips bagaimana menerapkan proses belajar mandiri yang cerdas. “Dengan keberhasilan mahasiswa menerapkan sistim belajar mandiri, diharapkan mahasiswa yang kuliah di UT dapat lulus tepat waktu dengan IPK tinggi sehingga menjadi seorang profesional di bidangnya,” cetus Pardamean di ujung presentasi.
Kegiatan OSMB diikuti oleh 93 orang mahasiswa baru, yang terdiri dari 30 orang mahasiswa Program Studi (prodi) Manajemen, 14 orang prodi Sastra Inggris, 11 orang prodi Ilmu Komunikasi, 8 orang prodi Sistem Informasi, 5 orang prodi Sosiologi, 4 orang prodi Ekonomi Pembangunan, 3 orang prodi Administrasi Negara, 2 orang prodi Administrasi Bisnis, 3 orang prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, 4 orang prodi Agribisnis bidang pertanian, 1 orang prodi Agribisnis bidang perikanan, 2 orang prodi Akuntansi, 2 orang prodi Ilmu Hukum, 1 orang prodi Perpajakan, 1 orang prodi Matematika, 1 orang prodi Statistika, dan 1 orang dari prodi Ilmu Pemerintahan.
Berikutnya, masih dalam rangkaian kegiatan OSMB, Atdikbud juga mengukuhkan Dwi Septiani sebagai Pengurus Kelompok Belajar (Pokjar) dan Taufik Rahman sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa UT Jepang. Baik Pokjar maupun Himpunan Mahasiswa telah lama dirindukan kehadirannya di negeri sakura oleh mahasiswa UT.
“Saya berharap, saudara/i yang telah dikukuhkan dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan dapat bekerja sama dan saling bahu membahu untuk tetap memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan Indonesia, terutama dalam peningkatan Sumber Daya Manusia WNI yang ada di Jepang,” harapnya.