29.2 C
Jakarta

Ditunggu, Kiprah ICMI Bangkitkan Sektor Pariwisata Kota Yogyakarta

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Dampak pandemi sangat terasa bagi Kota Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata. Namun setelah hampir dua tahun pandemi tentunya pemerintah dan insan pariwisata dan para pemerhati tidak tinggal diam.

Hal ini terlihat pada Kamis (30/9) dimana Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Yogyakarta menyelenggarakan diskusi daring dengan tema “Strategi Menggeliatkan Kembali Pariwisata Kota Yogyakarta”. Kegiatan tersebut menghadirkan tigap pembicara antara lain Wakil Walikota Yogyakarta Drs. HeroePoerwadi, M.A., Ketua Forum Komunikasi Kampung Wisata Kota Yogyakarta IbnuTitiyanto, S.Pd., dan Pakar Pariwisata UGM Prof. Dr. Muhammad Baiquni.

Hal tersebut disampaikan Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, Ketua Bidang Budaya dan Pariwisata ICMI Kota Yogyakarta kepada menara62.com pada Selasa (5/10/2021).

Dalam agenda ini Ibnu Titiyanto menyampaikan bahwa pandemic benar-benar mengguncang pariwisata Kota Yogyakarta. Meskipun demikian kampung wisata berusaha terus bergeliat dengan membuat inovasi-inovasi. “Di antaranya mengembangkan lima jalur wisata sepeda yang melewati 3-4 kampung wisata,” terang Ibnu yang juga menjadi Ketua Kampung Wisata Taman ini.

Sembari menunggu level PPKM semakin turun, Forum Komunikasi Kampung Wisata yang membawahi 17 kampung wisata dengan beragam potensi ini terus mengembangkan kerjasama dengan stakeholder pariwisata lain. Di akhir paparannya Ibnu menyampaikan harapannya kepada ICMI.

“ICMI bisa mengambil peran dalam isu pengembangan wisata halal di Kota Yogyakarta. Karena belum ada pihak yang mendorong lebih kuat,” katanya.

Selain itu juga wisata sejarah Islam dan sejarah Muhammadiyah karena di Yogyakarta ada Kotagede dan Kauman sebagai tempat yang terkait dengan hal tersebut.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam paparannya menyampaikan bahwa pandemic belum berakhir sehingga kewaspadaan harust terus diterapkan. Meskipun demikian ia tidak menampik bahwa perlahan-lahan pelonggaran aktivitas wisata akan dilakukan pemerintah. Hal tersebut telah disampaikan kepada para pemangku kebijakan pariwisata di Kota Yogyakarta.

“Komitmen pelaku wisata untuk bertanggungjawab membawa wisatawan dalam keadaan sehat menjadi penting,” pesan Heroe.

Pemerintah Kota Yogyakarta sadar betul meskipun wisatawan di pagi hingga siang berwisata di banyak tempat di luar Kota Yogyakarta namun sering kali malamnya ditumpahkan di Malioboro. Oleh karena itu pemerintah saat ini melakukan berbagai strategi. Jumlah wisatawan yang ada di Malioboro dibatasi.

“Jika sebelumnya 12.000, sekarang hanya 2500 dengan 500 setiap zona,” terangnya.

Ia mengatakan meski pemerintah sudah menerapkan aturan ini diharapkan wisatawan yang masuk ke Yogyakarta juga patuh terhadap penerapan protocol kesehatan.

Pakar Pariwisata Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Muhammad Baiquni

Pakar Pariwisata Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Muhammad Baiquni menyampaikan bahwa Kota Yogyakarta bisa meningkatkan kualitas pariwisatanya dari sekedar mass tourism menjadi cultural tourism ataupun creative; dari needing bisa naik menjadi wanting, having, bahkan being.

Ia menyarankan bagaimana agar wisatawan bisa lebih lama tinggal di Kota Yogyakarta, bisa menyelami kehidupan masyarakat di kampung-kampung wisata dengan live in.

Paket-paket mengenal lebih dalam Kampung Kauman, Kampung Krapyak, Kotagede dan lain-lain dalam format self development untuk segmen tertentu ataupun umum bisa didesain di Yogyakarta, tambah Baiquni. Terlebih Yogyakarta berada di sekitar 3 world heritage yakni Borobudur, Prambanan, dan Sangiran dan taman nasional Merapi-Merbabu dan geopark Sewu, sehingga bisa dirangkai dengan paket yang sudah ada di Kota Yogyakarta. Ia berharap ICMI Kota Yogyakarta bisa berperan untuk ini.

Baiquni mengpresiasi ICMI yang telah berhasil keluar dari zonanya untuk memberi penguatan di lapangan yang dimulai dari webinar semacam ini. Ia berharap ICMI bisa mendorong pariwisata berbasis masyarakat dan pendampingan UMKM. “ICMI tidak boleh hanya berkata-kata. Agar ilmu kanthi laku terwujud,” tutupnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!