SLEMAN, MENARA62.COM – Isu sustainable design telah makin tertanam pada perdagangan internasional. Hal ini mendorong pelaku industri di beberapa negara Asia saling berlomba memunculkan kreasi-kreasi baru produk yang mengeksplorasi renewable material untuk memenuhi permintaan pasar yang makin tinggi, terutama dari negara-negara di benua Amerika dan Eropa.
“Melihat fakta tersebut perlu kiranya kita segera berbenah diri untuk dapat menyatukan persepsi dan langkah semua pihak yang terkait dengan pengembangan industri bambu dari hulu sampai hilir, agar dapat mendukung tahap kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi”, jelas Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, saat menjadi keynote speaker dalam webinar nasional “Sinergi Pentahelix Dalam Pengembangan Industri Bambu Di Kabupaten Sleman”.
Lebih lanjut Kustini menjelaskan pada tahun 2013 telah diterbitkan SK Bupati Nomor 306/Kep.KDH/A/2013 yang menetapkan bambu sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Unggulan. Selain itu, kerajinan bambu juga telah ditetapkan sebagai salah satu Produk Unggulan Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor 59.1/Kep/KDH/A/2021 tanggal 4 Oktober 2021.
Berkenaan dengan hal tersebut, ia mengharapkan kepada seluruh pemangku kepentingan yang meliputi perguruan tinggi, elemen masyarakat dan pemerintah membangun komitmen bersama dan bersinergi untuk mengembangkan industri bambu dari hulu hingga hilir.
“Terlebih, tanaman bambu telah cukup lama menjadi komoditas industri di Kabupaten Sleman. Di sentra-sentra bambu yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Sleman telah lahir beragam produk kerajinan berbahan dasar bambu, baik diproduksi dalam skala mikro maupun dalam skala usaha kecil-menengah,” kata Kustini.
Pemerintah Kabupaten Sleman juga mengapresiasi dukungan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah mendorong terjadinya kolaborasi antara akademisi dengan dunia usaha dan dunia industri. Sehingga dapat tumbuh optimisme, serta menemukan solusi atas berbagai permasalahan yang menjadi kendala pengembangan industri bambu Sleman.
Kegiatan webinar tersebut diselenggarakan atas kerja sama antara Pemerintah kabupaten Sleman melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Adapun peserta yang mengikuti webinar tersebut sebanyak 300 orang.