30.1 C
Jakarta

Marpuji Ali : Bangga Atas Kerja Lazismu

Baca Juga:

 

JAKARTA, MENARA62.COM – Dalam acara Pra Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu 2022 yang berlangsung secara daring pada Kamis (8/12) dan diikuti oleh perwakilan Badan Pengurus, Dewan Syariah, serta Badan Pengawas Lazismu tingkat wilayah seluruh Indonesia, Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Marpuji Ali menyampaikan pesan-pesan mendalam kepada para amil Lazismu. Pra Rakernas Lazismu 2022 merupakan rangkaian Rakernas Lazismu 2022 yang akan digelar mulai dari Jum’at hingga Ahad (10-12/12) di Jakarta, diawali dengan dua agenda yaitu Bimbingan Teknis (Bimtek) atau Training of Trainer (ToT) Pengisian SIM Anggaran dan Sosialisasi SIM Akuntansi ZISKA yang telah diselenggarakan pada tanggal 23-25 November 2021 di Yogyakarta secara luring.

Dalam sambutannya, Marpuji menyampaikan terima kasih dan kebanggaannya atas kerja Lazismu. Menurutnya, di samping Badan Pengurus, kemajuan Lazismu selama ini tak lepas dari peran Dewan Syariah dan Badan Pengawas yang selalu mendukung dan mengawal berjalannya Lazismu. “Saya atas nama PP Muhammadiyah mengucapkan terima kasih dan bangga atas kerja Lazismu selama ini. Pasti kerja Lazismu ini disamping kerja dari BP juga dampingan dan dukungan Dewan Syariah dan Badan Pengawas Lazismu,” ujarnya.

Marpuji berharap, Lazismu dapat menjadi jalan untuk mengantarkan kita menuju surga, tentunya dengan melaksanakan tuntunan-tuntunan Islam dalam mengelola dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS). “Mudah-mudahan apa yang menjadi hasrat kita dan minat kita dalam rangka untuk melaksanakan tuntunan-tuntunan Islam terkait dengan masalah ZIS benar-benar merupakan suatu pelaksanaan yang sangat baik, yang sangat membanggakan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan kepada seluruh jajaran Lazismu agar perjalanan ini sampai kepada tujuan, yakni mencapai sebuah kemajuan lazismu dan insyaAllah ke depan akan bisa mengantarkan kita bersama ini untuk menikmati surga Allah,” harapnya.

Dalam amanahnya, Marpuji menyampaikan empat hal yang harus dimiliki amil Lazismu dalam menjalankan amanah umat melalui lembaga ini. Pertama, seorang amil harus memiliki cita-cita atau tujuan yang baik dalam mengelola Lazismu. Tujuan yang dimaksud adalah menjadikan Lazismu sebagai lembaga yang baik, berkemajuan, dan mampu menjaga marwah persyarikatan Muhammadiyah. Dengan adanya cita-cita atau tujuan yang baik, seorang amil akan tahu kemana harus melangkah.

“Cita-cita ini penting karena hidup ini tanpa memiliki cita-cita ingin masuk surga dan tanpa memiliki cita-cita ingin melakukan sesuatu yang terbagus, maka kadang-kadang perjalanan kita ini menjadi lupa karena arahnya bisa berbelok. Tetapi kalau kita masih mendambakan kemajuan Lazismu, nama besar Lazismu, maka insyaAllah setiap langkah kita yang mau berbelok, kita ingat bahwa ada tujuan ingin meraih kemajuan dan kejayaan dalam tata kelola Lazismu, dan kemajuan tata kelola Lazismu itu insyaAllah akan mengantarkan kita kepada surga Allah, insyaAllah, aamiin. Ini yang pertama,” ucapnya.

Yang kedua, menurut Marpuji, memiliki cita-cita dan impian besar itu tidaklah cukup, tapi harus dibarengi dengan sebuah usaha kerja keras. Dalam Al-Qur’an disebutkan dengan jihad, yaitu bekerja keras yang tidak pernah kenal lelah dalam rangka untuk melaksanakan tugasnya. “Siang malam, pagi sore, bahkan mau istirahat pun ingat punya amanah mengembangkan dan memajukan Lazismu. Dan itu tidak akan bisa tercapai tanpa adanya kerja keras, bahkan kerja keras yang tidak pernah merasa lelah atau dengan bahasa yang lain penyangga-penyangga Lazismu ini selalu menikmati kelelahan itu,” tutur Marpuji.

Marpuji menjelaskan, sebuah kelelahan yang dinikmati mengandung maksud bahwa setiap lelah yang dirasakan oleh amil dalam menjalankan Lazismu dapat menjelma menjadi semangat, terutama dalam perjalanan Lazismu tentu akan menghadapi berbagai tantangan. “Lelah kalau dinikmati ternyata menjadikan semangat ini tidak pernah padam dan mestinya merasa lelah menjadi lelahnya hilang karena dinikmati. Walaupun perjalanannya itu kadang-kadang mendapatkan kritikan, mendapatkan cercaan, kritikan dan cercaan itu juga dinikmati untuk evaluasi diri dalam rangka ke depan lebih bagus,” tegasnya.

Sementara yang ketiga adalah menjaga akhlakul karimah, budi pekerti yang baik, dan berbuat ihsan. “Selalu berorientasi kepada bagaimana kita selalu menjunjung tinggi akhlak yang baik, budi pekerti yang baik, berlaku ihsan, terutama yang terkait dengan masalah kesabaran, tahan uji, tahan banting, dan juga yang lain-lain,” tutur Marpuji.

Menurutnya, tahan uji dan tahan banting merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mengelola amanah yang sangat mulia ini. “Insya Allah kalau seluruh jajaran Lazismu senantiasa menjaga akhlakul karimah dan selalu berlaku ihsan, maka nama Lazismu pasti akan terngiang di tengah-tengah masyarakat, baik masyarakat Muhammadiyah maupun bukan Muhammadiyah, baik masyarakat beragama Islam maupun bukan Islam. Karena kadang-kadang apa yang dilakukan Lazismu juga menyentuh di luar Muhammadiyah dan di luar yang beragama Islam kalau itu berkait dengan tugas kemanusiaan,” sambungnya.

Yang keempat, Marpuji menyampaikan bahwa tiga hal yang sebelumnya ia sebutkan akan menjadi sempurna manakala dilakukan secara berjamaah. Berjamaah berarti menjaga kebersamaan dan menjaga soliditas di jajaran Lazismu, baik di tingkat wilayah, daerah, terutama yang harus menjadi contoh teladan adalah yang ada di pusat. Ia menerangkan, soliditas dan proses berjamaah ini sangat penting sekali karena berkaca pada Muhammadiyah yang bisa berkembang dengan baik karena solidnya di internal Muhammadiyah, dan dibuktikan bahwa tiap-tiap proses di dalam Muhammadiyah ini tidak pernah muncul adanya perpecahan sehingga persatuan dan kesatuan di internal Muhammadiyah ini sering dijadikan contoh teladan yang lain.

“Bukan berarti di dalam Muhammadiyah tidak ada perbedaan pandangan, itu sesuatu yang niscaya, karena gerakan pemikiran pasti ada perbedaan-perbedaan. Tapi kita selalu piawai dalam rangka untuk menyatukan perbedaan itu dengan mengambil mana yang lebih maslahat, mana yang lebih manfaat. Sehingga dengan demikian tetap saja perbedaan tidak meningkat menjadi pertengkaran di dalam internal Muhammadiyah. Bahkan perbedaan merupakan suatu tanda dinamisnya persyarikatan Muhammadiyah ini, dengan banyaknya pandangan itu merupakan tanda bahwa Muhammadiyah benar-benar hidup jalan pikirannya,” terang Marpuji.

Terakhir, Marpuji menyimpulkan bahwa dengan cita-cita atau tujuan yang baik dan diikhtiari jihad kerja keras yang tidak pernah lelah, dengan senantiasa menampilkan tampilan-tampilan yang anggun, mulia, berupa akhlakul karimah, budi pekerti yang baik, dan berbuat ihsan, serta diiringi dengan adanya persatuan berjamaah yang solid, Lazismu akan bisa menapak terus menuju kemajuan cita-cita yang diinginkan. “InsyaAllah dengan senantiasa punya cita-cita yang tinggi dan bagus, agar kebagusan Lazismu bisa mengantarkan kita bersama menikmati surga di masa depan,” harapnya.

[PR Lazismu PP Muhammadiyah]
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!