JAKARTA, MENARA62.COM – The International Institute of Islamic Thought/Institut Internasional Pemikiran Islam (IIIT) kembali membuka rangkaian seri kuliah daring, yaitu kesempatan belajar jarak jauh melalui Kursus Peningkatan Akademik Online (Online Academic Enhancement Courses) yang akan berlangsung dari Februari hingga Maret 2022. Kelas terbuka untuk semua kalangan tanpa memandang latar belakang pendidikan.
Shahran Kasim selaku coordinator Pembelajaran Online IIIT Asia Timur dan Tenggara menjelaskan kelas ini terbuka untuk umum dan gratis. Bahkan mereka yang dapat menghadiri minimal 5 kelas untuk setiap mata kuliah akan dapat e-sertifikat.
“Bagi Peserta yang berminat dapat mendaftar di https://bit.ly/KuliahIIIT. Kami berharap seri kuliah ini dapat bermanfaat bagi semua peserta dan menambah wawasan serta pemahaman keislaman di masa kekinian” kata Kasim, Selasa (8/02/2022).
Adapun untuk sesi pertama yang digelar secara onlinr pada Senin, 07 Feb 2022 mengambil tema “Teologi Islam dan Wacana Kontemporer” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Eka Putra Wirman, Lc, M.A., Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Dalam pembukaan kuliah daring ini Prof. Habib Chirzin perwakilan IIIT Indonesia menyampaikan kegembiraannya karena anusiasme peserta yang datang dari berbagai kawasan di Asia Tenggara. “Pentingnya kajian ini karena menjadi bahan yang sangat berharga dan sangat mendasar terkait tauhid / teologi dengan sumber yang klasik maupun kontemporer yang disampaikan oleh pembicara. Harapannya akan semakin mengasah pemahaman tentang tauhid,” katanya.
Eka Putra Wirman dalam paparannya yang menyampaikan tentang ayat-ayat Muhkamat dan Mutasyabihat di dalam Al Qur’an, sebagai mukjizat yang diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW dari sisi lafaz dan maknanya.
Dalam Qur’an Surat Ali Imran ayat 7 Allah berfirman “Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.
Ayat-ayat al-Quran baik yang muhkam maupun yang mutasyabih semuanya bersumber dari Allah swt. Jika yang muhkam maknanya jelas dan mudah dipahami sementara yang mutasyabih maknanya samar dan tidak semua orang dapat menangkapnya.
Mengapa tidak sekalian saja diturunkan muhkam sehingga semua orang dengan mudah memahaminya. Oleh karena itu para ulama berusaha melakukan pengkajian untuk mengetahui rahasia dan hikmah tersebut.Hal ini merupakan ujian bagi ulama untuk mendapatkan yang baik dan jelas untuk mengeluarkan makna-makna yang ada dalam Al Qur’an sehingga karena pemahaman dan pemikiran ini derajat ulama tinggi dan karena pemahaman yang komprehensif tidak akan ada pemahaman makna yang bertentangan satu ayat dengan yang lain, tidak ada perbenturan antara ayat-ayat dalam Al Qur’an, dari pemahaman betapa indahnya pemahamannya dan akan menjadi insan yang penuh ketenangan dan kekuatan dalam keimanannya kepada Allah SWT.