32.8 C
Jakarta

BKKBN Sosialisasikan Pentingnya KB Pasca Persalinan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Untuk mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi, BKKBN terus sosialisasikan pentingnya KP pasca persalinan. Sosialisasi ini dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Tingkat Lanjutan dengan melibatkan instansi terkait.

“Peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan sangat mendukung tujuan pembangunan kesehatan dan hal ini juga ditunjang dengan banyaknya calon peserta KB baru (Ibu hamil dan bersalin) yang sudah pernah kontak dengan tenaga kesehatan,” jelas Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Dwi Lystiawardani dalam siaran persnya, Jumat (26/5/2017).

Dwi mengingatkan bahwa salah satu faktor memberikan dampak pada peningkatan Angka Kematian Ibu  adalah risiko 4 Terlalu (Terlalu muda melahirkan dibawah usia 21 tahun, Terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, Terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 3 tahun dan Terlalu banyak jumlah anak lebih dari 2). Persentase ibu meninggal yang melahirkan berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun adalah 33% dari seluruh kematian ibu, sehingga apabila program KB dapat dilaksanakan dengan baik lagi, kemungkinan 33% kematian ibu dapat dicegah melalui pemakaian kontrasepsi.

KB Pasca Persalinan lanjutnya merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42 hari/ 6 minggu setelah melahirkan, sedangkan KB Pasca Keguguran merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat dan obat kontrasepsi setelah mengalami keguguran sampai dengan kurun waktu 14 hari.

Untuk mendorong ibu menggunakan alat kontrasepsi pasca melahirkan, diakui kegiatan konseling KB menjadi sangat penting. Meski materi ini sudah terintegrasi dalam pelatihan CTU, tetapi dalam pelaksanaannya kurang optimal.

Menurutnya seorang ibu yang baru melahirkan bayi biasanya lebih mudah untuk diajak menggunakan kontrasepsi. Sehingga waktu setelah melahirkan adalah waktu yang paling tepat untuk mengajak ibu menggunakan kontrasepsi.

Saat ini capaian peserta KB baru (PB) sampai dengan Desember 2016 sebanyak 6.663.193 dengan ber MKJP 1.366.623 (20,5%). Berdasarkan data Pelkon Jumlah pencapaian KB PP dan PK pada  tahun 2015 sebesar 51,9% (2.596.671 dari asumsi 5 juta persalinan. tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,3% yakni sebesar 52,2% (2.610.922) dari asumsi 5 juta persalinan.

Oleh karena itu, para PUS (pasangan usia subur) diharapkan dapat memilih kontrasepsi secara rasional baik dengan tujuan menunda kehamilan (di usia kurang dari 21 tahun), menjarangkan kehamilan (usia 21-35 tahun), ataupun agar tidak hamil lagi (usia lebih dari 35 tahun). Berdasarkan pertimbangan diatas, perlu dilaksanakan promosi dan konseling KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran bagi PUS agar dapat meningkatkan capaian KB PP dan PK, tambah Dwi

Dalam era Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), khususnya pelayanan KB PP dan PK belum tercover dalam pembiayaan BPJS kesehatan secara optimal. Untuk itu BKKBN berharap dengan adanya pertemuan ini pelayanan KB PP dan PK masuk dalam pembiayaan BPJS kesehatan dalam rangka mendukung menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, ujar Dwi

Dwi berharap, Pertemuan Promosi dan Konseling  ini merupakan pertemuan yang sangat strategis dengan melibatkan berbagai mitra terkait, yang nantinya dapat memberikan dukungan pelaksanaan promosi dan konseling KB PP dan PK di berbagai tingkatan baik di Provinsi maupun Kabupaten /Kota. Melalui berbagai layanan utama dalam pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi.

“Mitra kerja khususnya provider di fasilitas kesehatan sangat penting perannya sebagai salah satu ujung tombak kesuksesan pencapaian KB PP dan PK,”  tutup Dwi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!