25 C
Jakarta

Mengajari Anak Berpuasa (Bag-1)

Baca Juga:

Bonni Febrian
Bonni Febrianhttp://menara62.com
Belajar istiqomah dan lebih bermanfaat


Puasa adalah ibadah fisik dan mental secara bersamaan. Mengajari anak kecil kita berpuasa berarti melatih fisik dan mentalnya sekaligus dalam satu waktu. Fisiknya kita latih melalui latihan menahan lapar dan dahaga. Dan kekuatan fisik tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh kekutaan mental.

Maka, melatih ketahanan mentalnya untuk tidak mudah tergoda oleh larangan-larangan dalam berpuasa lebih penting daripada latihan fisik semata. Namun, karena pada usia anak maka masih bersifat latihan, bukan kewajiban, janganlah pula terlalu dipaksakan.

Mengajarkan berpuasa kepada anak-anak sudah berlangsung sejak zaman para sahabat. Ini ditunjukkan dengan teguran yang sangat keras dari Umar bin Khatthab kepada Nisywan, yang tidak puasa di bulan Ramadan. Umar menghardiknya, “Celaka kamu!” (apakah kamu melakukannya, padahal) anak-anak juga sedang berpuasa?” (HR. Al Bukhari).

Dr. Mustafa Al Bugha mengatakan, “Nisywan disini adalah seorang pria pemabuk yang dibawa ke hadapan Umar. Umar menghardiknya dengan mengatakan bahwa anak-anak berpuasa, sedangkan dia tidak berpuasa pada bulan Ramadan dan malah mabuk-mabukan. Pria ini kemudian dihukum jilid (cambuk) delapan puluh kali dan diasingkan ke Syam.

Memang, godan-godaan untuk membatalkan puasa pada anak-anak kita tinggi sekali, apalagi bagi kita yang tinggal di daerah tropis. Berpuasa saat matahari terik pasti membuatkan kehausan. Karenanya, diperbolehkan untuk memberikan hiburan kepada anak-anak kita agar tidak terlalu fokus pada lapar. Ini dilakukan juga oleh para sahabat kepada anak-anak yang ikut berpuasa.

Diriwayatkan dari Rabi’ Binti Mu’awwidz, dia bercerita; Rasulullah SAW berpesan pada pagi hari Asyura melalui utusannya ke pemukiman-pemukiman kaum Anshar, “Siapa yang sudah berpuasa, hendaklah melanjutkan puasanya. Siapa yang belum berpuasa, berpuasalah pada waktu yang tersisa.” Sejak hari itu, kami pun berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh anak-anak kami yang masih kecil untuk ikut berpuasa. Kami pergi ke masjid dan membuatkan mainan, dari wol kepada mereka. Kalau ada yang menangis karena lapar, kami pun memberikan mainan kepadanya sampai datangnya waktu berbuka. (HR. Muslim).

Melatih berpuasa berdasar hadits diatas menunjukkan bahwa melatih berpuasa pada anak tidak hanya dilakukan pada saat bulan Ramadan saja, tetapi juga dapat diterapkan saat hari-hari puasa sunnah.

Senada dengan tulisan diatas yang bersumber dari buku Cara Nabi Mendidik Anak, psikolog Biro Psikologi Inka Alzena, Siti Mahmudah Indah Kurniawati, S.Psi., Psikolog mengatakan, “Konsep Berpuasa bisa dikenalkan sejak dini, untuk prakteknya menyesuaikan usia anak. Lakukan pengenalan, berikan kesempatan anak untuk berlatih. Misal jika anak masih berusia dibawah lima tahun bisa dilatih dengan puasa beberapa jam kemudian nanti dilanjutkan lagi menyesuaikan kondisi anak. Jangan lupa berikan reward sederhana berupa pemilihan menu buka puasa, rewad lain dapat juga berupa pujian, pelukan sampai dengan berupa hadiah.”

Lanjutnya, “ Pastikan sebelum melatih untuk melaksanakan puasa ramadhan, anak-anak kita dalam kondisi sehat.”

Machnun Uzni
Founder Sahabat Misykat Indonesia

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!