30.7 C
Jakarta

Webinar Internasional Tarbiyah Fair PAI UMY: Memupuk Spirit Islami Menuju Generasi Intelektual yang Berdedikasi

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Dunia iptek yang keras dan materialistik dapat memicu dan mengandung kekerasan sikap dan tindak yang intoleran. Masyarakat yang maju ipteknya ternyata sangat rendah toleransinya terhadap hal-hal yang secara kultural berbeda. Dalam Islam, iptek sempat berkembang dengan pesat dan baik, namun tidak pernah bersifat begitu kaku dan keras sehingga menghilangkan rasa kemanusiaan.

Oleh karena itu harus dicegah agar anak didik tidak terpolusi pengaruh intoleransi iptek dan di sisi lain perlu dipacu tingkat berpikir kritis sebagai refleksi keimanan. Terlebih, banyaknya lagi problematika dan tantangan pendidikan Islam dalam menghadapi era globalisasi ini.

Hal tersebut mengemuka pada Webinar yang mengusung konsep “khoirunnas anfa’uhum linnas” yang digelar pada Sabtu (26/3/2022). Konsep tersebut diambil dari salah satu hadits Rasul yang artinya “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (H.R. Thabrani dan Daruquthni).

“Melalui Webinar ini, harapannya mampu memberikan pemahaman tentang pentingnya ruh dan spirit diinul Islam sehingga peserta seminar memiliki semangat dalam mengoptimalisasikan perannya sebagai Thoolibul Ilmi dan dapat mewujudkan generasi intelek yang berdedikasi”, sebagaimana disampaikan Anisa Dwi M salah satu panitia kepada Menara62.Com pada Senin 28 Maret 2022.

Acara digelar menggunakan zoom meeting menghadirkan pembicara Prof. Dr. Muhammad Azhar, M.Ag dan Ustadz Bachtiar Nasir, Lc. MM dengan topic “Meneguhkan Spirit Intelektual Muslim yang Berdedikasi melalui Pendidikan”  dan Dr. Rachmat Adhi Wibowo, M.S. Dr. Asmawati Binti Muhamad dengan topik “Kontribusi Intelektual Muslim dalam Kancah Global”.

Dalam kesempatan itu mengemuka betapa problematika mahasiswa dan pelajar sebagai seorang ThoolibulIlmi, banyak dari mereka yang belum memahami dirinya sebagai pelaku penting dalam perubahan masyarakat, agama serta negara. Selain itu juga sikap apatis dan egois serta kurangnya mahasiswa dan pelajar dalam melihat masalah yang ada dalam segi intelektualitas, humanisme dan spiritualitas. Artinya, mahasiswa dan pelajar ini memahami harus memehami urgensi dari spirit beragama Diinul Islam, sehingga tertanam ruh dan spirit untuk bersungguh-sungguh dalam mengimplementasikan diinul Islam.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!