28 C
Jakarta

Selamatkan Hutan Berau

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.com–Secara evolusi maupun revolusi, kondisi hutan di Berau, Kalimantan Timur, sulit dipertahankan. Apalagi, jika masyarakat belum sepenuhnya mempunyai kepedulian pada kondisi lingkungan dimana mereka tinggal. Untuk itu, perlu upaya serius untuk menyelamatkan hutan Berau.

“Hal itu disebabkan oleh ulah tangan manusia yang serakah menebang hutan tanpa mau menanam kembali. Meski Al Quran dalam surat Ar Rum 41-42 menegaskan, penyebab kerusakan alam ini,” kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Berau Syarifuddin Israil di Berau, Rabu (4/1/2017), pada pembukaan Focus Group Discussion (FGD) untuk Memetakan Peluang, Tantangan, dan Solusi Inovatif dalam Pengelolaan Perhutanan Sosial di Kabupaten Berau. FGB ini diselenggarakan MPM PP Muhammadiyah bekerjasama dengan PDM Kabupaten Berau dan didukung oleh MCA-Indonesia.

Hutan tropis Berau, menurut Syarifuddin, hutan ini berfungsi sebagai paru-paru dunia yang harus diselamatkan oleh semua anak bangsa.

Dalam kesempatan itu pula Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. M. Nurul Yamin, M.Si mengatakan, kelestarian ekosistem hutan berkait erat dengan kondisi ekonomi masyarakat kawasan hutan.

“Persoalan restorasi ekosistem hutan tropis Berau, bukan semata masalah perubahan iklim dan berkurangnya tutupan lahan. Tapi juga problem kemiskinan masyarakat di kawasan hutan,” jelas Yamin.

Menurut Yamin, sudah waktunya para pemangku kepentingan, perusahaan, dan masyarakat sipil bekerjasama mewujudkan ekosistem hutan tropis tetap lestari dan masyarakat hutan sejahtera kehidupannya. Untuk itulah, MPM PP Muhammadiyah mengkaji Potensi Perhutani Sosial sebagai jawaban atas problem tersebut.

Ketika membuka Focus Group Discussion ini, Bupati Berau Muharram mengatakan, 97% hutan tropis Berau telah dikelola oleh investor dan perusahaan, 3% yang dapat dikelola oleh rakyat. “Karena itu Presiden Jokowi mencanangkan 12,7 juta ha untuk Perhutani Sosial,” papar Muharram.

Karenanya, menurut Muharram, banyak negara di dunia yang berkepentingan dengan lestarinya hutan tropis di Indonesia khususnya Kabupaten Berau. Ia pun mengungkapkan, ada empat hal yang dapat menjaga hutan tropis Berau tetap lestari dan rakyat sejahtera.

Pertama, perlu intervensi pemerintah dalam wujud regulasi yang mengatur dengan jelas dan tegas Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) kehutanan dan pemukiman penduduk serta investasi. Kedua, penyadaran dan edukasi bagi masyarakat. Dan Muhammadiyah dapat berkontribusi wajib belajar 12 tahun bagi mereka. Ketiga, peningkatan ekonomi masyarakat kawasan hutan yang harus lebih tinggi hasilnya dari merambah hutan. Keempat, membangun kultur dan budaya berpikir masyarakat pentingnya perencanaan hidup untuk keluarga dan masa depan kehidupan yang lebih baik.

Selain membuka FGD, Bupati Berau juga menyerahkan tiga drum untuk pembuatan pupuk kocor bagi budidaya tanaman hutan non kayu kepada kepala kampung Siddung Indah dan Batu Rajang kecamatan Segah dan Long Keluh kecamatan Kelay, Kabapaten Berau. (Budi Nugroho)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!