25.5 C
Jakarta

FE Unkris Gali Potensi Ekonomi Budaya Nasional melalui Ecufest 2022

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana (Unkris) gelar kegiatan Economic Culture Festival (Ecufest) pada Jumat (23/9/2022). Mengambil tema Glory With Culture (Berjaya dengan Budaya), Ecufest dibuka resmi oleh Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono, serta dihadiri oleh Warek 3 Dr Parbuntian Sinaga, Ketua LPKK/LPPM Unkris Dr Susetya Herawati, Dekan Fakultas FE Unkris Dr. Imam Wibowo, Wadek 3 FE Dr Iwan Subarja dan Kepala Biro Administrasi Umum Dr. Abdulah Fathoni.

Selain itu hadir Ketua BEM FE Unkris Muhammad Irhash Arsyhi, Ketua DPM Ryan Hotmaruli Sipahutar, dan Ketua Pelaksana Nayaka Prayudha.

Kegiatan Ecufest menampilkan narasumber Aditya Gumay, seorang pegiat budaya sekaligus sutradara film dan dimoderatori oleh Dhistianti Mei Rahmawantari, Dosen FE.

Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan apresiasi terhadap BEM FE yang berinisiatif menggelar kegiatan Ecufest. Ini adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa, bagaimana kembali membumikan budaya nasional Indonesia.

“Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan refleksi budaya, nilai, dan kepercayaan masyarakat Indonesia secara menyeluruh,” kata Rektor.

Menurutnya Pancasila dengan lima sila yang masing-masing memuat nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan (musyawarah mufakat), dan keadilan social merupakan satu kesatuan yang utuh. “Pelaksanaannya juga tentu harus utuh. Dan ini yang perlu terus menerus dibumikan termasuk oleh para mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda,” lanjut Rektor.

Dalam kesempatan yang sama Dekan FE Unkris Dr. Imam Wibowo juga menyambut baik kegiatan Ecufest. Kegiatan Ecufest merupakan kegiatan rutin yang digelar mahasiswa FE, namun baru kali ini mengangkat soal potensi ekonomi budaya nasional.

“Inisiatif ini tentu sangat bagus dan perlu terus dilanjutkan. Karena budaya nasional sejatinya merupakan kekayaan bangsa, yang harus dirawat dan dikelola terus agar dapat menghasilkan nilai kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Dekan.

Menurutnya, budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal negara lain yang telah ada di Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangannasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.

Kebudayaan nasional lanjutnya bisa juga berarti sifat utuhnya bangsa, teristimewa mengenai tingkatan atau derajat kemanusiaannya, baik lahir maupun batin.

Dekan FE juga menilai perlunya generasi muda untuk lebih produktif sejak dini dengan memperkaya penguasaan ketrampilan baik hardskill maupun softskill untuk memenangkan persaingan di era disruptif.

Sementara itu Aditya Gumay dalam materinya berjudul Peran Generasi Muda dalam Melestarikan serta Menjaga Nilai Ekonomi dalam Kebudayaan Indonesia di Era Digital banyak mengenalkan bentuk-bentuk kebudayaan nasional kepada para mahasiswa serta pengaruh digitalisasi pada kebudayaan nasional.

Aditya juga membahas terkait potensi budaya nasional yang bisa dikembangkan pada era digital seperti sekarang ini. “Kita adalah negara dengan ragam budaya yang sangat kaya. Budaya-budaya ini jika dikembangkan dapat mendatangkan potensi ekonomi yang luar biasa,” katanya.

Sebelumnya, Ketua BEM FE Unkris Muhammad Irhash Arsyhi mengatakan bahwa kegiatan Ecufest bertujuan antara lain menumbuhkan kepedulian mahasiswa mengenai kebudayaan nasional di Indonesia serta memberikan suatu kesadaran bagi anak muda dalam potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia pada era digital.

Bentuk kegiatannya meliputi penampilan Palang Pintu, talkshow kebudayaan, tarian tradisional, musikalisasi puisi, modern dance dan opening ceremony Semarak Economic Vaganza 2022.

“Kami berharap Economic Culture Festival Unkris ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa Unkris tentang kebudayaan apa saja yang memiliki potensi untuk dikembangkan pada era digital ini,” tutupnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!