SOLO, MENARA62.COM – Dalam rangka merayakan hasil belajar Kurikulum Merdeka, SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menyelenggarakan pameran gelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di hall utama sekolah setempat, Selasa (13/12/2022).
Melalui kegiatan yang bertema “Banyak Tanya, Banyak Coba, dan Banyak Karya” ini diharapkan dapat mengembangkan karakter murid yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, gotong royong, dan kreatif.
Gelar karya diikuti murid kelas I dan IV dengan menampilkan karya masing-masing kelas, meliputi ragam jenis batik jumputan, dan aneka kuliner makanan tradisional dari Jawa Tengah.
Kegiatan dihadiri Dian Rineta, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Kota Surakarta Tridjono, perwakilan komite, dan kepala TK mitra.
Dian Rineta sangat mengapresiasi terlaksananya pameran gelar karya.
“Sekolah mampu memfasilitasi pameran gelar karya dengan sangat baik. Sejatinya makna belajar itu bukan dilihat dari hasilnya tetapi rangkaian proses yang telah dilalui oleh peserta didik. Kebiasaan yang baik awalnya memang harus ada paksaan terlebih dahulu, guru dan orangtua harus selalu bersinergi menjadi madrasah yang baik bagi peserta didik,” ujarnya.
Pameran gelar karya kali ini menampilkan delapan stan yang terdiri dari satu stan ragam batik jumputan, enam stan kuliner makanan tradisional khas Jawa Tengah, dan satu stan sekolah sirkular.
Andi Arfianto, ketua panitia kegiatan berharap, melalui pameran gelar karya ini murid semakin terpacu untuk mengenal dan mempelajari kearifan lokal yang terdapat di suatu daerah.
“Selain kearifan lokal, pameran ini juga menghadirkan stan sirkular yang mengusung konsep 3R (Reduce, Recycle, dan Reuse), di mana murid dapat menyalurkan kreativitasnya mengolah limbah kertas menjadi barang baru yang bernilai artistik dan berdaya jual,” ujarnya.
Salah satu murid kelas IV peraih penghargaan “Star of The Project” menyampaikan rasa suka citanya dapat mengikuti pameran gelar karya.
“Kelompokku membuat minuman khas dari Jawa Tengah, yaitu wedang asle. Saya tadi sempat presentasi di panggung terkait proses pembuatan sampai penyajian,” ungkap Arne.
Ia bersyukur karena wedang asle buatan kelompoknya sangat laris dan disukai para pengunjung stan.
“Ternyata hasil produk kami memiliki nilai ekonomi,” ujarnya.
Pameran gelar karya ini semakin semarak dengan tampilan dari peserta ekstrakurikuler paduan suara, seni baca Al Quran, Tapak Suci, English Club, Musik, dan dokter kecil. (*)