28.9 C
Jakarta

Perluas Wawasan, Siswa SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Outing Class di Yogyakarta

Baca Juga:

 

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Pembelajaran yang berpihak pada murid, dapat dilakukan di mana saja dan dengan teknik apapun yang dapat dilakukan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Seperti halnya yang dilakukan di kelas VIII dan IX SMP Muhamadiyah 1 Simpon Surakarta beberapa waktu yang lalu. Pembelajaran di luar kelas (Outing Class) telah dilakukan di wilayah Yogyakarta dan sekitanya. “Tujuan outing class adalah untuk menambah wawasan keilmuan dan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Siswa diminta membuat laporan kegiatan berupa karya tulis sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan,” terang Harjanto, S.Pd koordinator Study Tour.

Peserta outing class ke Yogyakarta sejumlah 23 siswa dan guru pendamping. Lokasi tujuan adalah Planetarium Taman Pintar, Benteng Vredeburg, Masjid Jogokaryan dan Pantai Parangtritis. Di lokasi Planetarium, siswa melihat dari dekat simulasi gerakan planet-planet di angkasa serta belajar bentuk-bentuk tata surya. Planetarium Taman Pintar, memiliki keistimewaan yaitu penggunaan proyektor digital untuk memperagakan benda-benda langit, dalam setiap pertunjukan menampilkan simulasi suasana langit kota Yogyakarta pada malam hari beserta berbagai macam benda angkasa dan susunan bintang yang tampak pada saat itu. Pertunjukan dilanjutkan dengan pemutaran film tentang perjalanan manusia di bulan. Semua diproyeksikan pada media kubah berbentuk setengah lingkaran, dilengkapi dengan kursi penonton bersandaran yang bisa direbahkan, sehingga seluruh pertunjukan bisa dinikmati dengan nyaman.

Lokasi kedua adalah Benteng Vredeburg yang terletak di titik nol kilometer Kota Yogyakarta . Benteng Vredeburg adalah bangunan peninggalan masa kolonial, yang menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di Yogyakarta semenjak pemerintah kolonial Belanda masuk ke Yogyakarta. Berdirinya benteng Vredeburg di Yogyakarta tidak lepas dari lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Kraton Kasultanan Yogyakarta pertama dibangun pada tanggal 9 Oktober 1755.

Bertepatan dengan waktu Dhuhur, para siswa berjamaah sholat Dhuhur di Masjid Jogokaryan, yang menjadi lokasi kunjungan berikutnya. Setelah selesai sholat, para siswa mendapatkan penjelasan manajemen kemasjidan yang disampaikan oleh takmir masjid Jogokaryan. Manajemen masjid Jogokariyan merupakan manajemen masjid modern yang berlandaskan pada nilai-nilai masjid pada zaman Rasulullah SAW yang di mana masjid menjadi jantung pokok kegiatan masyarakat serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Takmir masjid Jogokaryan bersama para takmir lainnya, masuk pada langkah strategis dan praktis. Yaitu dengan konsep Manajemen Masjid- ada di 3 langkah: Pemetaan, Pelayanan, dan Pemberdayaan. Data Base dan Peta Dakwah Jogokariyan tak cuma mencakup nama KK dan warga, pendapatan, pendidikan, dan lainnya, melainkan sampai pada siapa saja yang shalat dan yang belum, yang berjama’ah di Masjid dan yang tidak, yang sudah berqurban dan berzakat di Baitul Maal Masjid Jogokariyan, yang aktif mengikuti kegiatan Masjid atau belum, yang berkemampuan di bidang apa dan bekerja di mana, dan seterusnya. Masjid ini dibangun pada tahun 1966 dan mulai digunakan pada 1967. Nama masjid diambil dari nama kampung di mana masjid itu berdiri, Kampung Jogokariyan. Tepatnya ada di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Hal ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW yakni memberi nama masjid sesuai dengan di mana masjid itu berada.

Lokasi terakhir adalah pantai Parangtritis yang merupakan tempat wisata yang terletak di Kalurahan Parangtritis, Kapanéwon Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jaraknya kurang lebih 27 km dari pusat kota. Pantai ini menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di Yogyakarta dan telah menjadi ikon pariwisata di Yogyakarta. Pantai ini mempunyai nilai simbolis yang merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta dan Gunung Merapi yang dikenal sebagai Garis Imajiner Yogyakarta. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!