24.5 C
Jakarta

Tradisi Puasa Sunnah Syawal Berjamaah Di Kampung Saren Jawa, Karangasem – Bali.

Baca Juga:

KARANGASEM, MENARA62.COM. Hampir sepekan Hari Raya Idul Fitri telah berlalu. Euforia kemenangan dan kebahagiaan umat Islam masih terasa di rumah-rumah dan di jalan-jalan dengan masih banyaknya warga pengguna jalan berduyun-duyun yang sepertinya akan saling bersilaturahmi.

Namun ada yang menarik di Kampung Saren Jawa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem di Kabupaten Karangasem Bali. Ada tradisi turun temurun yang diterapkan sehari paska pelaksanaan Idul Fitri disetiap tahunnya.

Warga Kampung Saren Jawa hampir bersamaan melaksanakan puasa sunnah Syawal selama 6 hari yang dimulai sejak hari kedua setelah shalat Idul Fitri dilaksanakan.

Sedkit melihat kebelakang, sejarah berdirinya Kampung Saren Jawa yang didirikan oleh Raden KH. Abdul Jalil pada tahun 1410 M yang merupakan salah satu punggawa kerajaan Demak yang berhasil menjinakkan “Sapi Gila” hingga sapi tersebut tertidur atau Sare. Bermula dari kejadian itulah KH. Abdul Jalil diberikan wilayah atau daerah dimana Sapi Gila tersebut berhasil di “sare” kan atau ditidurkan. Sehingga nama Sare atau Saren menjadi nama daerah atau tempat tersebut hingga kini.

Kembali ke topik awal, pelaksanaan puasa sunnah Syawal 6 hari di koordinir oleh Takmir Masjid setempat dengan cara membangunkan warga Kampung dengan memberi peringatan melalui speaker Masjid Kampung tepat dipukul 04.00 waktu setempat.

” Assalamualaikum Wr. Wb, bangun, bangun, bangun…waktu sudah pukul empat pagi, silahkan bangun untuk melaksanakan makan sahur, bagi yang sudah bangun silahkan bangunkan sanak saudara dan tetangga terdekat untuk melaksanakan makan sahur, bangun, bangun, bangun…” teriak sang takmir melalui sepeaker masjid.

Pelaksanaan puasa sunnah syawal selama 6 hari secara bersama-sama ini dilaksanakan hingga nantinya diakhiri dengan perayaan “Lebaran Ketupat” yang juga sudah menjadi tradisi bagi sebagian umat Islam di Indonesia.

Dengan dirayakannya “Lebaran Ketupat” maka berakhir pula sang takmir masjid membangunkan warga untuk melaksanakan puasa sunnah Syawal secara bersama-sama. Yang menarik di “Lebaran Ketupat” ini adalah semua warga kampung bersama keluarga masing-masing akan melakukan perjalanan wisata sebagai tanda kemenangan kedua setelah melaksanakan puasa sunnah Syawal selama 6 hari.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!