32.9 C
Jakarta

4 – Laporan dari 2 Kota Suci – Jum’atan di Masjid Nabawi, datang jam 10, sudah gak dapat tempat

Baca Juga:

Madinah_ Menara62.Com. Kami ber-4 bangun hampir bersamaan. Jam 3 dini hari. Setelah mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah, kami mandi secara bergantian. Sementara menunggu yang lain. ada yang Sholat atau membaca Al-quran. Lirih. Tidak lama berselang kami mendengar kumandang Adzan Subuh dari menari masjid nabawi yang menjulang tinggi. Seakan menembus langit yang dingin. Kami memakai syal, untuk mengurangi udara dingin yang cukup mencekat. Bahkan aku lihat beberapa jamaah menggunakan jaket tebal.
“Nanti kita pulang dari masjid jam berapa?” tanyaku memecah kebuntuan pembicaraan selama perjalanan ke tanah suci.
“Habis Sholat Syuruq saja mas,” jawab pak Paiman yang umrah bersama istrinya dengan semangat. Kami ber-empat mengangguk, tanda setuju. Tetapi tiba-tiba pak Ngadimin berseloroh, “Duh kalau nanti saya pingin ke belakang bagaimana?” sambil mengencangkan sarungnya yang nampak melorot.
“Ya, kalau bapak terasa mau ke belakang, terus pulang saja gak apa. Biar tidak ngampet di dalam masjid,” jawabku sok memberikan solusi.
Benar. Tidak sampai syuruq, pak Ngadimin sudah nampak gelisah. Beberapa kali aku perhatikan pindah dan ganti posisi. Tidak nyaman. Seperti ada sesuatu yang ditahannya.
“Pulang saja, pak. Gak apa-apa kok. Perlu diantar?” kataku, sok baik hati mau mengantar. Karena merasa paling muda. Sudah selayaknya, banyak bergerak dan sat-set. Tidak lamban. Meski hampir tiap hari kami disibukkan dengan berbagai rangkaian ibadah, namun hati selalu diliputi rasa gembira. Sebab itulah, rasanya seminggu bahkan hampir mendekati pulang, sudah tidak terasa.
Habis sholat syuruq kami pulang. 3 M. Mandi, Makan dan macak ( berhias ). Karena tidak ingin terlambat sholat jumah-nya, maka kami putuskan istiraat sebbentar, kemudian siap berqngkat jam 10. Pikirku agar tidak terlambat, syukur bisa jamaah jumah tidak terlambat. Tetapi prediksiku luput, Jam 10 dari hotel ke masjid nabawi. Sampai di hahalam masjid Nabawi. Orang sudah menyemut. Kami sudah mulai tidak mendapatkan tempat yang berkarpet dan adem karena dibawah kipas raksasa dengan teknologi era masa kini. Konon buatan Jerman. Aku lihat Ustad dengan gesit mencari dan mendudukan jamaah putra lain yang mempunyai adam sama seperti aku, ketiduran dibawah pohon.^^

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!