SOLO, MENARA62.COM – Angka harapan hidup di dunia kian tahun semakin meningkat. Di Indonesia, angka harapan hidup Indonesia berdasarkan data statistik Badan Pusat Statistik menunjukkan angka 74 tahun.
Provinsi Jawa Tengah sendiri memiliki angka harapan hidup 76 tahun, sedangkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki angka 77 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi angka harapan hidup di suatu tempat, di antaranya faktor pelayanan kesehatan, seperti banyaknya rumah sakit dan pelayanan kesehatan.
Kaprodi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Arif Widodo, A.Kep., M.Kes., menyampaikan bahwa angka harapan hidup di Yogyakarta lebih tinggi dikarenakan adanya pola hidup ataupun sosiokultural masyarakatnya.
Semakin meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia, pemerintah selayaknya lebih memerhatikan keberadaan griya lansia atau panti wreda yang diperuntukkan untuk orang lanjut usia.
“Orang yang sudah lanjut usia kemudian anak-anaknya tidak sempat mengurus, katakanlah karena dia mungkin di luar kota menjadi profesional atau pengusaha yang tidak bisa sewaktu-waktu menengok orang tuanya, maka mungkin ada penitipan
atau panti wreda,” ujar Arif Widodo, Rabu (29/5/2024).
Pelayanan di panti wreda untuk negara maju seperti Jepang menurutnya sangat bagus.
“Panti wreda di negara maju itu bagus sekali. Jepang itu usia harapan hidupnya tertinggi di dunia, mencapai 84 tahun. Bahkan mungkin seorang anak bisa satu tempat dengan bapaknya dalam satu perawatan di panti dari Jepang itu,” ungkapnya.
Seharusnya pemerintah melihat pada kemajuan negara tersebut yang memikirkan kesejahteraan dari lansia. Pemerintah selayaknya sadar akan keperluan tersebut walaupun membutuhkan dana masyarakat. Ini juga penting karena lansia adalah para senior yang telah berjasa pada saat masa produktifnya dahulu.
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah terutama ‘Aisyiyah saat ini sudah mendirikan beberapa panti wreda untuk masyarakat senior (usia lanjut), dan memiliki perbedaan dibandingkan dengan panti wreda pemerintah.
Menyoroti terdapat perbedaan antara panti wreda yang berbayar dibandingkan dengan panti wreda yang disediakan oleh Dinas Sosial. Panti wreda yang dikelola oleh Dinas Sosial kurang representatif untuk menunjukkan pelayanan kesehatan untuk menjunjung kesejahteraan.
Pelayanan kesehatan di panti wreda juga menjadi bagian praktik tenaga kesehatan perawat. Namun dalam konteks agama Islam, menyarankan orang tua lebih baik dirawat oleh anaknya. Untuk itu, homecare atau pelayanan kesehatan dengan perawat datang ke rumah menjadi solusi selanjutnya.
“Kebutuhan dasar, berhias memakai baju, lalu kalau ada obatnya mungkin mengingatkan minum obat, menghisap lendir itu ada alatnya, atau bahkan infus atas izin dokter itu bisa di rumah dipantau perawat home care,” terangnya.
Tanggal 29 Mei menjadi hari peringatan untuk lanjut usia dengan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). Hari ini menjadi betuk apresiasi terhadap peran penting lansia dalam mempertahankan kemerdekaan dan memajukan bangsa. (*)