JAKARTA, MENARA62.COM — Pengembangan talenta digital untuk Indonesia Emas perlu jadi perhatian serius. Pengembangan ini, harus menjadi salah satu perhatian bangsa agar tidak tertinggal dalam bidang teknologi digital.
Terkait ini, salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang teknologi, Huawei Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk memperluas dan memperluas program pengembangan Talenta Digital untuk Indonesia Emas. Salah satu langkahnya, dengan menciptakan tonggak sejarah baru setelah berhasil mencapai misi pengembangan 100.000 talenta digital dalam empat tahun terakhir. Keberhasilan target ini, satu tahun lebih cepat dari rencana yang ditetapkan.
Komitmen baru tersebut disampaikan dalam acara diskusi bertajuk “Menemukan Cakrawala Baru Menuju Talenta Digital Emas Indonesia” yang diselenggarakan Huawei, pada Senin (30/9/2024), demikian siaran pers yang diterima redaksi pada hari Rabu (3/10/2024).
Forum ini menghadirkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Jenderal (Purn.) Moeldoko, Kepala Program Magang Bersertifikat dan Studi Independen (MSIB), Wachyu Hari Haji, dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Hary Budiarto.
Moeldoko mengapresiasi kolaborasi erat antar ekosistem dalam pembinaan talenta digital, khususnya antara KSP dan Huawei dalam program 100.000 talenta digital.
“Di era digital saat ini, kita harus merangkul perspektif baru kolaborasi multihelix tentang bagaimana menggunakan kearifan kita dengan lebih baik dalam menggunakan perangkat konvensional dan digital yang ada untuk memecahkan banyak masalah yang dihadapi bangsa kita… Ke depannya, kita berharap memiliki pengelolaan talenta digital nasional yang lebih komprehensif,” kata Moeldoko.
Senada dengan Moeldoko, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Menteri Komunikasi dan Informatika Kominfo Hary Budiarto juga menyoroti pentingnya sinergi antar seluruh pemangku kepentingan.
Pemerintah Indonesia tengah fokus membangun pusat talenta digital di setiap propinsi agar penyediaan talenta digital merata di seluruh wilayah, dan memanfaatkan peluang ekonomi digital agar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan tangguh. Pada tahun 2024, ada 276 mitra dengan total 77,173 peserta yang tersebar di 34 provinsi telah mengikuti program ini.
Secara terpisah, Dedeh Kurniasih M.Si, Peneliti ASEAN-China Research Center, SKSG, Universitas Indonesia mengatakan, saat ini negara-negara ASEAN dan China memang sedang mempersiapkan program pengembangan SDM di bidang digital. Bahkan, China memang menjadi negara yang sangat siap menghadapi perkembangan itu.
“Program semacam ini, merupakan hal yang tak bisa ditunda. Bangsa ini akan kehilangan kesempatan pada masa mendatang, jika tidak serius mengembangkan talenta digital. Itu sebabnya, dukungan dari berbagai pihak tetap diperlukan,” ujarnya.
Dedeh mengatakan, pemerintah saja akan kewalahan jika tidak melibatkan masyarakat dalam menyiapkan talenta digital ini. “Keterlibatan pihak swasta, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi juga amat diperlukan,” ujarnya.