Oleh; Daryono, M.Pd
TEGAL, MENARA62.COM – Hari Sabtu (7/12/2024), sekitar pukul 10.18 WIB., saya berangkat dari Musawerna ke RT 2/ II Desa Pedagangan Kecamatan Dukuhwaru. Membutuhkan waktu perjalanan 12 menit untuk sampai di acara Pengajian Kelas yang bertempat di rumah Mamah Hanan kelas II Al Batani SD Aisyiyah Slawi, Tegal. Dengan tema; “Menciptakan Keluarga Penuh Keberkahan”
Tepat di sisi luar gerbang bidan Sri Indrawati tetangga Mamah Hanan, tiba-tiba handphone terdengar nada pesan masuk, saya buka dan ternyata pesan masuk dari Usth. Alma Guru SD Aisyiyah Slawi yang memastikan saya sudah atau belum di tempat acara. Apa yang dilakukan oleh Usth. Alma merupakan bentuk tanggung jawab dan pelayanan prima selaku Humas.
Depan rumah Mamah Hanan sudah berkumpul anak-anak Al Batani yang sedang asyik berkumpul dan bermain. Sedangkan di dalamnya ibu mereka bersama Usth. Fifi Wali Kelas Al Bantani sudah siap menyimak pengajian dengan media buku dan bolpoin untuk notulen hasil pengajian yang akan disampaikan Daryono kepala Musawerna.
Pembuka pengajian kali ini dengan membaca Al Qur’an surat Al Insyiqoq ayat 1-25 bersama-sama, dipimpin oleh Bu Yuyun aktifivis Aisyiyah Cabang Adiwerna yang rumahnya di belakang Kyai H. Fathin Hammam (Ketua PDM Tegal). Kebiasaan membaca Al Qur’an sudah menjadi kebiasaan mereka ketika setelah shalat Maghrib di rumahnya masing-masing.
Untuk mengetahui latar belakang 16 dari 25 orangtua Al Batani yang hadir dan beragam. Kami menyiapkan 5 pertanyaan lisan, indikator keluarga penuh keberkahan dan dijawab dengan jujur sebagai asesmen awal. Mereka menjawab dengan jawaban isyarat jari. Isyarat “ibu jari” artinya sangat berkualitas, “jari telunjuk” cukup berkualitas dan “jari kelingking” artinya kurang berkualitas.
Hasil asesmen awal indikator keluarga penuh keberkahan (syari’at Islam sebagai pedoman). Sebanyak 85% menjawab sangat bahagia, 14,93% cukup bahagia dan 0,07% kurang bahagia. Dari hasil tersebut, keluarga yang memiliki kualitas baik dalam pengasuhan anak, memiliki kecenderungan lebih mengutamakan interaksi sosial dan pendidikan yang baik walaupun berbayar, seperti di SD Aisyiyah Slawi.
Selanjutnya pengajian dengan tema; “Menciptakan Keluarga Penuh Keberkahan” kami tuangkan dalam bentuk makalah yang kami ringkas jadi 1 lembar dan dibagikan ke seluruh wali murid yang hadir. Kajian pertama membahas Qs. Ar-Rum ayat 21. Ayat ini sangat familiar bagi khalayak umum ketika menerima undangan pernikahan di halaman depan bagian atas.
Artinya; “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan berpasangan-pasangan. Mereka disatukan dalam perjanjian ikatan pernikahan (ijab-qabul) untuk membangun maghligai rumah tangga yang di impikan, yaitu keluarga yang bahagia. Keluarga merupakan lingkungan pertama mereka bergaul menjaga keseimbangan dan keharmonisan.
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga keharmonisan keluarga. Ini karena pada hakikatnya, baiti jannati, rumahku adalah surgaku. Keharmonisan ini terwujud dengan interaksi yang baik dan intens dengan seluruh anggota keluarga dengan menjadikan syariat Islam sebagai pedoman dan pijakannya.
Bagaimana menggapai keluarga yang bahagia?
Pertama, suami dan istri memiliki sikap qanaah. Maksudnya setiap pasangan harus dapat menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya. Sebab adanya perbedaan dari lelaki dan perempuan itu agar untuk saling mengenal satu sama lainnya untuk selanjutnya saling menerima dan menghormati setiap pasangan (Qs. Al Hujurat: 13).
Kedua, suami dan istri saling menutupi kekurangan dan berakhlaq yang baik. Kekurangan di antara pasangan merupakan sebuah ujian. Dalam menghadapi ujian tersebut, kita sebagai suami atau istri untuk tidak fokus pada kekurangannya namun fokuslah terhadap kelebihan pasangan kita. Dan tidak membicarakan aib pasangan.
Rasulullah saw. sangat mencintai keluarganya, beliau merupakan pribadi yang penyayang, dan dikenal sebagai sosok pelindung keluarganya. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, Rasulullah saw. bersabda,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِي
”Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya. Sesungguhnya aku sendiri adalah orang yang paling baik di antara kalian dalam memperlakukan keluargaku.” (HR Ibnu Majah)
Ketiga, menerima nasihat satu sama lainnya. Suami dan istri hendaknya menjalin komunikasi yang baik untuk mencapai kebahagiaan dalam rumah tangga. Baik suami maupun istri hendaknya saling memberikan nasihat satu sama lain dengan cara yang ma’ruf. Ibnu Katsir berpendapat bahwa mu’asyarah bil-ma’ruf atau bergaul dengan patut adalah santun ketika berbicara dengan istri, sebagaimana Kita suka diperlakukan oleh istri Kita, maka perlakukan juga istri Kita sebagaimana yang Kita sukai.
Semoga selalu diberikan petunjuk oleh Allah dan kemampuan untuk menggapai keluarga Bahagia, mewujudkan ketaatan kepada Allah Bersama suami istri dan anak anak. Terus melakukan ikhtiar dan menyandarkan doa terbaik adalah ikhtiar yang harus dilakukan, semoga kita semua bisa menggapai keluarga Bahagia penuh berkah.
Tegal. 8 Desember 2024