Oleh: Daryono Perwira
TEGAL, MENARA62.COM – Organisasi Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, kembali telah menegaskan posisinya untuk tidak terlibat dalam politik praktis, pada hajatan Pilkada tanggal 27 November kemarin di tahun 2024. Prinsip ini ditegaskan oleh Pimpinan Muhammadiyah, baik di tingkat Wilayah maupun Daerah, dalam menghadapi dinamika politik lokal yang setiap tahun selalu menghangat.
Di Jawa Tengah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) telah menerima kunjungan dari dua calon gubernur yang bersaing, yakni Ahmad Lutfi-Taj Yasin (3/9/2024) dan Andika Perkasa-Hedrar Prihadi (25/9/2024). Meski menerima audiensi, PWM memastikan bahwa kunjungan tersebut bersifat silaturahmi dan tidak berarti dukungan terhadap salah satu calon. Sikap netral ini adalah bagian dari upaya menjaga marwah dan integritas Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan kemasyarakatan.
Hal serupa terjadi di Kabupaten Tegal, di mana Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) menerima surat audiensi dari kedua pasangan calon Bupati Tegal, Bima Musjab dan Ischak-Kholid (11/9/2024) dan Bima-Mujab (18/9/2024). Audiensi tersebut diterima sebagai bagian dari silaturahmi dan penghormatan kepada semua pihak, tanpa memberikan keberpihakan atau dukungan politik kepada salah satu kandidat. Muhammadiyah di kabupaten Tegal menegaskan bahwa organisasi tetap fokus pada kegiatan dakwah, pendidikan, dan sosial, bukan politik praktis.
Sedangkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pemalang sedikit berbeda, pada tanggal 26 Oktober 2024 menghadirkan 3 pasang Calon Bupati dan Wakil Bupati, di antaranya pasangan Vicky Prasetyo-Mochamad Suwendi , Mansur Hidayat-Muhammad Boby, dan Anom Widiyantoro-Nurkholes. Semua pasangan calon menyampaikan Visi dan Misi di hadapan Pimpinan Daerah dan Cabang Se-Pemalang. Kami mendapatkan informasi tersebut pada saat kami hadir acara Sarasehan Pendidikan Berkemajuan dan Fit and Proper Test Calon Kepala Sekolah dari luar kabupaten yang akan diberikan amanah AUM di PCM Randudongkal.
Secara pribadi, para pimpinan Muhammadiyah juga diwanti-wanti untuk tidak terlibat dalam upaya dukung-mendukung kandidat tertentu demi menjaga netralitas organisasi. Sikap ini merupakan bagian dari tradisi Muhammadiyah untuk tidak mencampurkan urusan organisasi dengan politik praktis. Dengan menjaga jarak dari hiruk-pikuk Pilkada, Muhammadiyah berharap dapat terus menjadi penyeimbang dalam kehidupan berbangsa dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat tanpa terkotak-kotak dalam afiliasi politik.
Bagaimana posisi Pimpinan Daerah Muhamadiyah Purbalingga pada hajatan Pilkada 27 November 2024 yang telah terjadi kontestasi 2 pasangan calon (Tiwi-Hendra & Fahmi-Dimas? Penulis tidak dapat memberikan penilaian karena terbatasnya informasi, waktu dan tempat. Mungkin hanya sedikit harapan, semoga Pimpinan Daerah maupun Cabang Muhammadiyah senantiasa berpegang teguh terhadap prinsip berorganisasi sebagai Muhamadiyah kabupaten lain dan tingkat wilayah maupun pusat pada bulan kemarin tahun 2024 dan tahun-tahun politik ke depan.
Pilkada sudah selesai, para pendukung saling menguatkan dan memberikan dorongan semangat terhadap pasangan Calon yang dinyatakan Menang atau Kalah dari keputusan KPU masing-masing kabupaten/ kota dan provinsi. Namun penulis yang masih banyak kekurangan dan masih bimbingan dari Ayahanda Muhammadiyah. Untuk senantiasa menjaga komitmen kita Ber-Muhammadiyah. Muhammadiyah yang senantiasa menunjukkan bahwa dakwah dan pengabdian kepada masyarakat jauh lebih penting daripada keterlibatan dalam politik praktis. Muhammadiyah tetap membuka pintu silaturahmi dengan semua pihak, tetapi tetap berdiri di atas prinsip independensi organisasi demi kemaslahatan umat dan bangsa serta menjaga marwah persyarikatan Muhammadiyah dan mengedarkan ketauladanan.
Tegal, 9 Desember 2024