SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi tuan rumah Seminar Digital Marketing Forum Guru Muhammadiyah Sukoharjo bertajuk “Strategi Digital Marketing Efektif untuk Meningkatkan Daya Saing Sekolah Muhammadiyah di Era Digital”.
Acara ini merupakan kolaborasi antara UMS, Forum Guru Muhammadiyah Kabupaten Sukoharjo, serta Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) Muhammadiyah Sukoharjo di Ruang Seminar Pascasarjana UMS, Rabu (18/12/2024). Peserta seminar ini dihadiri oleh para kepala sekolah dan guru tim IT dari SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA dan SMK Muhammadiyah di Kabupaten Sukoharjo.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Rektor UMS yang diwakili oleh Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum., Ketua Forum Guru Muhammadiyah Sukoharjo, Heru Nugroho, M.Pd., dan Ketua Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal Kabupaten Sukoharjo, Dr. Sri Lahir, M.Pd.
Dalam sambutannya, Anam memberikan motivasi kepada peserta dengan menekankan tiga pilar penting yang harus dikerahkan oleh lembaga pendidikan di era digital, yakni teknologi informasi, bahasa, dan manajerial.
Seminar ini menghadirkan tiga pembicara utama, Tim Humas UMS yang diwakili oleh Asef Dwi Nugroho, S.I.Kom. dan Rasuli, S.Sos., serta Sara Neyrizha, praktisi digital marketing sekaligus content creator.
Sesi pertama seminar dibuka dengan materi yang dibawakan oleh Asef Dwi Nugroho, S.I.Kom. Dalam paparannya, Asef menekankan pentingnya memanfaatkan website sebagai salah satu alat bantu untuk menciptakan jejak digital yang luas.
“Semakin banyak berita yang kita unggah, semakin besar pula jejak digital yang kita tinggalkan. Dengan begitu, nama sekolah akan lebih mudah ditemukan oleh audiens di internet,” ujarnya.
Asef pun turut menjelaskan bagaimana tren digital, seperti reels Instagram, FYP TikTok, dan YouTube Shorts dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian masyarakat.
“Kita harus segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Sebab media seperti ini bisa jadi alat promosi yang sangat efektif,” imbuhnya.
Strategi digital marketing yang disampaikan Asef juga melibatkan pemanfaatan User-Generated Content (UGC).
Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Rasuli, S.Sos., yang juga merupakan anggota Tim Humas UMS. Rasuli mengulas strategi pengelolaan media sosial sebagai sarana promosi sekolah. Dia menekankan pentingnya memahami potensi media sosial, meskipun terkadang dianggap remeh.
“Media sosial sering kali dianggap receh karena banyaknya konten joget-joget atau hal yang tidak relevan dengan pendidikan. Padahal, setengah dari jumlah penduduk Indonesia menggunakan media sosial. Ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menarik perhatian audiens, termasuk calon siswa dan orang tua mereka,” papar Rasuli.
Menurut Rasuli, langkah awal dalam pengelolaan media sosial adalah menentukan Key Performance Indicator (KPI) yang jelas dan target audiens yang spesifik. Selain itu, pemetaan persona akun media sosial serta kepribadian brand sekolah juga sangat penting.
“Setiap kanal media sosial memiliki fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk membangun tim yang kompeten. Tim ini bisa terdiri dari content strategist, content writer, desainer grafis, hingga fotografer atau videografer, sesuai kebutuhan sekolah,” tambahnya.
Sesi terakhir ditutup dengan pemaparan inspiratif dari Sara Neyrhiza, yang menyinggung pentingnya membangun identitas digital untuk sekolah.
Acara kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif. Di mana para peserta berdiskusi langsung dengan pembicara tentang kendala dan peluang yang mereka hadapi dalam implementasi digital marketing di sekolah masing-masing. (*)