BANDUNG, MENARA62.COM – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Republik Indonesia Fajar Riza Ul Haq mendorong agar pemerintah dan Muhammadiyah untuk berkolaborasi demi terjalinnya kemaslahatan umat, masyarakat, dan semua pihak.
”Kami juga menitipkan warga Muhammadiyah khususnya yang ada di Kota Bandung kepada Kang Farhan sebagai Wali Kota Bandung terpilih yang kebetulan ada di sini. Insyaallah kolaborasi ini akan maslahat dan menebar kebaikan untuk masyarakat,” ujar Fajar saat mengisi ceramah resepsi puncak Milad ke-112 Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat di Aula Masjid Raya Mujahidin pada Senin malam (23/12/2024).
Fajar menitikberatkan kolaborasi seperti itu karena Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 ini pergerakannya berorientasi untuk kepentingan umum. Di dalam kepribadian Muhammadiyah yang sepuluh item, tambah Fajar, salah satunya mengatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan kemasyarakatan yang taat dan tunduk kepada peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku.
”Jadi, kita ini koridornya adalah koridor hukum. Siapa pun pihak pemerintahan yang sudah diberikan kepercayaan dan mandat oleh rakyat, Muhammadiyah akan ber-taawun atau kolaborasi dengan pemerintahan tersebut, mulai dari pusat hingga ke level paling bawah. Itulah fitrah dan kepribadian dari Muhammadiyah,” ucap Fajar.
Fajar mengutip pernyataan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir yang sering menekankan bahwa pendekatan dakwah Muhammadiyah itu lil-muwajahah, bukan li-al-muaradhah (sifatnya melawan). Lil-muwajahah itu, kata Fajar, artinya dakwah secara bersama-sama, dialogis, komunikatif, dan tidak mengambil pendekatan yang konfrontatif, apalagi bersikap oposisi.
”Jangan sampai nanti ada cerita orang-orang Muhammadiyah kok lebih oposisi dan fanatik dibandingkan dengan partai politik. Jadi, inilah yang harus ditanamkan kepada warga persyarikatan Muhammadiyah,” ujar Fajar yang juga Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Evaluasi Berkelanjutan
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat Ahmad Dahlan dalam pidato iftitahnya menekankan bahwa PWM Jawa Barat akan terus melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memperkuat gerakan bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dalam mewujudkan visi persyarikatan.
”PWM Jawa Barat akan terus konsisten menjalankan visinya, terutama di periode yang kini memasuki tahun ketiga. Kami mengajak seluruh elemen pimpinan, baik di tingkat PWM, PDM, maupun AUM, untuk mewujudkan visi yang bermarwah, berkemajuan, dan memiliki kepastian masa depan,” ujar Ahmad Dahlan.
Ahmad Dahlan menyampaikan bahwa Muhammadiyah Jawa Barat harus menjadi organisasi yang unggul, berdaya saing, memiliki kebanggaan, dan berjati diri yang baik. Untuk itu, Muhammadiyah Jawa Barat berkomitmen untuk terus bergerak maju dengan mengembangkan kapasitas, meningkatkan kreativitas, dan menciptakan karya-karya inovatif dalam setiap program kerjanya.
Ia juga menyoroti persoalan wakaf yang masih menjadi tantangan bagi Muhammadiyah Jawa Barat. “Kita mampu menerima amanat wakaf, tetapi sering kali terjadi keterlambatan dalam membangun atau mengelola amanat wakaf tersebut sehingga hal ini menjadi utang wakaf bagi kita,” jelas Ahmad Dahlan.
Namun demikian, Ahmad Dahlan tetap optimis bahwa Muhammadiyah Jawa Barat mampu mengatasi permasalahan wakaf ini. “Masalah ini adalah tantangan mendesak yang jika dibiarkan dapat merusak sistem ideologi kita. Oleh karena itu, permasalahan wakaf harus segera diselesaikan secara bijak dengan mengembangkan sistem pemanfaatan potensi Muhammadiyah yang sejalan dengan komitmen berkemajuan. Saya yakin Muhammadiyah mampu mengatasinya,” tegas Ahmad Dahlan.
Sebagai penutup, ia mengajak seluruh warga Muhammadiyah Jawa Barat untuk senantiasa memperbarui pengetahuan dan melakukan introspeksi diri. “Terus belajar dan introspeksi diri. Segala sesuatu harus dimulai dari introspeksi, tidak perlu menyalahkan orang lain,” tutup Ahmad Dahlan.(*)