BITUNG, MENARA62.COM – Komisi VI DPR RI mendukung pengembangan Pelabuhan Bitung menjadi pelabuhan internasional terbuka untuk mendukung kegiatan perdagangan, termasuk ekspor impor, di wilayah Indonesia Timur.
“Kami mendukung Pelabuhan Bitung jadi pelabuhan internasional terbuka,” kata Bowo Sidik Pangarso, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI saat memimpin kunjungan Dewan ke Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (10/8/2017). Dalam kunjungan ini, tim Komisi VI DPR juga melakukan dialog dengan Wali Kota Bitung, Direktur Pelindo IV, Direktur Pelni, dan Direktur Utama PT Perikanan Nusantara.
Bowo mengatakan letak geografis Provinsi Sulawesi Utara yang berada pada jalur strategis pelayaran internasional memberikan peluang untuk mengembangkan perdagangan dan pariwisata di Bumi Nyiur Melambai ini. Ia menilai Provinsi Sulawesi Utara memiliki berbagai produk yang merupakan komoditas ekspor seperti cengkeh, pala, dan hasil laut. Sulawesi Utara juga memiliki sejumlah kawasan wisata yang menarik wisatawan baik asing maupun domestik.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pelindo IV (Persero), Riman S. Duyo, mengatakan perusahaannya siap mendukung pengembangan perdagangan dan pariwisata di wilayah Sulawesi Utara maupun wilayah Indonesia Timur.
Riman mengemukakan bahwa PT Pelindo IV mengelola pelabuhan-pelabuhan di kawasan timur Indonesia, dari Kalimantan Timur, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Di sulawesi Utara, kata dia, Pelindo IV memiliki tiga cabang pelabuhan, yakni Pelabuhan Manado, Pelabuhan Bitung, dan Terminal Peti Kemas Bitung.
Menurut Riman, PT Pelindo IV memiliki sejumlah potensi untuk mengembangkan bisnis di Sulawesi Utara. Pertama, pengembangan international direct call melalui Pelabuhan Bitung. Kedua, menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai hub-transhipment dari pelabuhan Indonesia Timur. Ketiga, pengusahaan depo atau pusat konsolidasi dan distribusi barang di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung. Keempat, menjadikan Pelabuhan Manado dari kegiatan niaga menjadi tourism harbor yang mendukung kegiatan pariwisata di wilayah Sulawesi Utara. Kelima, pengusahaan fasilitas pelayanan jasa kapal-kapal wisatawan ukuran kecil dari dan ke Bunaken. Keenam, ekspansi usaha jasa kepelabuhan di Terminal Khusus Peti Kemas dan terminal untuk kepentingan sendiri di wilayah Sulawesi Utara.
Selama ini, kata Riman, barang-barang dari wilayah timur Indonesia yang akan diekspor harus melalui Surabaya, Semarang, atau Jakarta, baru dikirim ke negara tujuan. Padahal, sejumlah negara tujuan ekspor seperti Filipina, Korea, dan Jepang lebih dekat kalau dikirim langsung dari Pelabuhan Bitung.
Karena itu, Riman menyambut gembira dukungan Komisi VI DPR untuk menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan internasional terbuka. (Wahyudi M Pratopo)