27 C
Jakarta

Mengukir Masa Depan di Dapur TEFA SMK Muhammadiyah Denpasar.

Baca Juga:

DENPASAR, MENARA62.COM. Pukul tiga pagi, jalanan Tabanan masih gelap, sunyi tanpa bintang. Sebuah alarm memecah kesunyian, membangunkan seorang guru yang menghidupkan kembali kebiasaan lamanya—seperti hari-harinya sebagai seorang commis di hotel. Dengan doa yang lirih dan langkah tergesa, ia memulai harinya menuju sebuah misi mulia: membimbing anak-anak SMK Muhammadiyah mengukir masa depan mereka.

Di depan dapur sekolah, suasana sudah menggeliat. Para siswa berkumpul, bekerja sambil bercanda. Tak ada wajah lelah meskipun pagi masih terlalu dini. Aroma masakan mulai menyusup ke udara, menggugah siapa pun yang mencium baunya.

Hari itu, TEFA (Teaching Factory) SMK Muhammadiyah benar-benar hidup. Ayam goreng dengan marinasi bumbu khas Thailand dibungkus dengan daun pandan segar—hasil panen dari kebun kecil di perumahan.Di meja lain, nasi harum dicetak rapi, sementara kentang dan terong ungu berendam dalam kuah kari kental yang kaya rasa. Bowl-bowl hidangan berjajar rapi, menanti untuk diisi.

Ketika azan subuh berkumandang, aktivitas dapur terhenti. Para siswa diminta meninggalkan pekerjaan sejenak untuk menunaikan sholat berjamaah. Ada candaan ringan dari guru—”Ayok sholat, kalau nggak sandal melayang.”—mencairkan suasana, tapi sebenarnya penuh makna motivasi. Kehadiran mereka di sekolah, bahkan pada pagi buta, sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Mereka adalah generasi penerus bangsa, pewaris masa depan yang sedang ditempa dengan nilai-nilai disiplin, keahlian, dan spiritualitas.

Setelah sholat subuh, kegiatan kembali berlangsung. Di luar dapur, siswa-siswa Multimedia (MM) sibuk mendokumentasikan momen, membuat video dan foto yang merekam perjuangan ini. Sementara itu, hidangan yang telah siap mulai disajikan kepada para tamu. Nasi putih, ayam berbalut daun pandan, dan kari kentang-terong menggugah selera siapa pun yang menikmatinya.

Komentar positif mulai bermunculan. Para tamu memuji rasa hidangan yang sempurna, presentasi yang apik, dan kerja keras yang tampak jelas di balik setiap detailnya. Senyum-senyum puas para siswa menjadi hadiah bagi gurunya—semua lelah dan kantuk seakan lenyap.

Hari ini, TEFA SMK Muhammadiyah bukan hanya tentang memasak. Ini adalah panggung untuk menanamkan nilai kerja keras, kolaborasi, dan kreativitas. TEFA adalah jendela yang menunjukkan kepada siswa bahwa masa depan mereka bisa cerah dan gemilang, sejauh mereka mau berusaha dan belajar.

Alhamdulillah, ya Allah,
Kebahagiaan ini bukan hanya milik para siswa, tetapi juga milik bangsa. Di tangan anak-anak SMK Muhammadiyah ini, kita melihat harapan—generasi muda yang siap membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.

Terima kasih, anak-anakku. Tetaplah semangat, tetaplah belajar, dan bawa ilmu ini ke dunia yang lebih luas. Masa depan ada dalam genggaman kalian. Aamiin.

Penulis : Raden Alit (Chef SMKM Denpasar)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!