31.5 C
Jakarta

Mengkaji Pendekatan Deep Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM

Istilah deep learning menjadi sangat popuer sejak disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI., Prof. Dr. Abdul Mu’ti. Sejak itu juga bermunculan spekulasi di kalangan masyarakat yang manyatakan bahwa deep learning merupakan kurikulum baru, hasil karya cipta menteri baru.

Untuk memperjelas apa sebenarnya deep learning, maka Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Workshop. Workshop di adakan pada tanggal 17 Februari 2025 ini dihadiri oleh 300an guru Pendidikan Agama Islam dan pengawas PAI tingkat SMP se DIY.

Untuk mengkaji pendeketan deep learning secara mendalam dihadirkan Arif Jamali Muis, M.Pd., sebagai Staf khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI. Acara ini juga dihadiri oleh Kakanwil Kemenag DIY, Dr. Ahmad Baheij, S.H., M.Hum. yang memberikan pembinaan kepada semua guru PAI. Kedua narasumber ini menegaskan bahwa deep learning bukan kurikulum baru sebagaimana dipersepsikan oleh masyarakat. Namun deep learning merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran agar dihasilkan anak yang cerdas dan berkarakter.

Dalam paparannya Arif Jamali mengatakan bahwa yang dimaksud dengan deep learning adalah pendekatan yang menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.

Pembelajaran yang Berkesadaran yaitu pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.

Pembelajaran yang Bermakna yaitu peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/ penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.

Pembelajaran yang Menggembirakan yaitu pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Melalui pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, maka akan dihasilkan lulusan yang mempunyai delapan profil khusus, yaitu: 1) Keimanan dan Ketakwaan
terhadap Tuhan YME yaitu Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan serta menghayati nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. 2) Kewargaan yaitu individu yang memiliki rasa cinta tanah air, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan manusia dan lingkungan. 3) Penalaran Kritis, yaitu individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah. 4) Kreativitas yaitu individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat. 5) Kolaborasi yaitu individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas. 6) Kemandirian yaitu individu yang mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain. 7) Kesehatan yaitu individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, kebiasaan hidup sehat, dan kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, dan sosial. 8) Komunikasi yaitu individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.

Sementara kerangka kerja pendekatan deep learning adalah seperti pada diagram berikut ini:

Arif Jamali menegaskan bahwa tugas guru adalah mencerahkan siswa, sehingga ketika dalam pembelajaran siswa akan mengatakan:

“Wow Ngono Toh Caranya” (Wow begitu toh Caranya)

“Wow Ngono Toh Caranya” itu memberi arti siswa tercerahkan…

Disarikan oleh Sutipyo Ru’iya MPI PDM Sleman, PAI UAD

 

 

 

 

 

 

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!