YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong Sektor Jasa Keuangan (SJK) bersinergi untuk memperkuat stabilitas dan mendukung program prioritas pemerintah. Sinergi yang kuat Sektor Jasa Keuangan diharapkan bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Eko Yunianto mengemukakan hal tersebut pada Pertemuan Anggota Industri Jasa Keuangan, Satu Dasawarsa Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan DIY (FKIJK DIY), di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (25/2/2025). Satu Dasawarsa FKIJK DIY merupakan momentum sangat istimewa, yang menjadi bukti komitmen kolektif. “Selain itu, juga refleksi dari perjalanan panjang sektor jasa keuangan DIY dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” kata Eko Yunanto.
Eko yang juga Pembina FKIJK DIY OJK tersebut menyampaikan di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, Sektor Jasa Keuangan DIY telah menunjukkan ketangguhan dengan pertumbuhan yang positif di tahun 2024. Di antaranya, capaian peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan di perbankan sebesar 7,99 persen menjadi Rp 63 triliun, serta pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 4,47 persen menjadi Rp 93 triliun pada Desember 2024.
Selain itu, tambah Eko, berkat sinergi antara OJK, pemerintah daerah, dan industri jasa keuangan, menghasilkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Indeks Literasi Keuangan penduduk Indonesia tercatat sebesar 65,43 persen dan Indeks Inklusi Keuangan sebesar 75,02 persen pada tahun 2024.
Eko juga menjelaskan ada empat kebijakan prioritas OJK pada tahun 2025 untuk menjaga Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap resilient. Sehingga kebijakan OJK tersebut mampu memberikan daya ungkit yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi. Pertama, optimalisasi kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung pencapaian target program prioritas pemerintah.
Kedua, pengembangan sektor jasa keuangan untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Ketiga, penguatan kapasitas sektor jasa keuangan dan penguatan pengawasan. Keempat, pengembangan sektor jasa keuangan untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY, Ibrahim, Penasihat FKIJK DIY mengapresiasi kegiatan Pertemuan Tahunan Anggota FKIJK DIY. Ibrahim memprediksikan kinerja sektor jasa keuangan tetap positif dan dapat menghadapi tantangan di tahun 2025. Pertemuan Tahunan Anggota FKIJK DIY ini sangat penting dan sebagai bagian refleksi capaian 2024 sekaligus strategi tahun 2025.
“Kami menyambut baik inisatif pertemuan tahun ini. Kami berharap tahun 2025 meskipun tantangannya berbeda tantangannya lebih tinggi dan belum dapat diprediksi, tapi saya yakin kita bisa menghadapi lebih baik dan maju kembali,” kata Ibrahim.
Pertemuan Tahunan Anggota FKIJK DIY dihadiri Direktur Utama PT Bank BPD DIY, Santoso Rohmad selaku Ketua Umum FKIJK DIY dan 214 Anggota FKIJK DIY yaitu pimpinan dan perwakilan Pelaku Industri Jasa Keuangan di DIY yang berizin dan diawasi OJK. Selain itu, juga dihadiri Peneliti Eksekutif Senior OJK Institute, Setiawan Budi Utomo dan Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Bagus Santoso sebagai narasumber pada sesi diskusi.
Pada acara tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Program Magang, Pusat Literasi Keuangan, dan Inkubator UMKM FKIJK-DIY dengan tiga perguruan tinggi. Ketiga perguruan tinggi adalah Fakultas Bisnis Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (UII); Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST); dan Universitas AKPRIND Indonesia.
Kerja sama ini meliputi literasi dan edukasi keuangan, magang, dan Kuliah Kerja Lapangan pada lembaga jasa keuangan anggota FKIJK DIY. Selain itu, kerja sama ini bertujuan untuk pengembangan SDM agar terbentuk jalur efektif untuk mengintegrasikan pengetahuan teoritis dengan pengalaman praktis serta mendukung inovasi di sektor keuangan. (*)