KARANGANYAR, MENARA62.COM– Momen Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah Aisyiyah ke-3 menjadi pengalaman berharga bagi kontingen MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Provinsi Bali. Mengusung semangat kolaborasi dan pembelajaran, sembilan relawan dari Pulau Dewata hadir langsung di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah untuk ikut serta dalam perhelatan nasional yang diikuti ribuan relawan dari 30 provinsi se-Indonesia.
Kontingen MDMC Bali dipimpin oleh Yon Eko Saputro, S.T., M.T. (Ketua MDMC Bali), bersama delapan anggota lainnya: Abu Muslim, Irfani Maulana Syah Rozat, S.S., dr. Mumtazah Mardliyah, S.Ked., Abdillah Najib, S.E., Imam Syukri, Abdullah Mubarok, Fathurrohim, dan Made Risky.
Salah satu anggota kontingen, dr. Mumtazah Mardliyah, yang juga merupakan anggota wasit Tapak Suci, menyampaikan rasa bangga dan haru bisa menjadi bagian dari perhelatan nasional ini.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, nama saya dr. Mumtaz dari MDMC Bali. Kami merasa sangat terhormat dan bangga bisa berpartisipasi aktif di Jambore Relawan Muhammadiyah Aisyiyah se-Indonesia ini. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan peserta dari 30 provinsi. Kami sangat senang bisa bersilaturahmi, belajar dari para pakar kebencanaan, dan menyerap banyak ilmu,” ungkap dr. Mumtaz.
Lebih lanjut, dr. Mumtaz menyampaikan harapan besar untuk masa depan MDMC Bali.
“Kami berharap MDMC Bali bisa terus berkembang, semakin maju, dan untuk MDMC secara nasional tetap kompak dan menjadi garda terdepan dalam aksi-aksi kemanusiaan,” tambahnya.
Selama jambore, kontingen Bali tidak hanya mengikuti materi pelatihan kebencanaan dan manajemen relawan, tapi juga terlibat aktif dalam diskusi, simulasi lapangan, serta memperluas jaringan relawan dengan sesama peserta dari berbagai daerah.
Partisipasi MDMC Bali dalam Jambore Nasional ini menjadi bukti nyata bahwa semangat relawan Muhammadiyah menyatu dalam keberagaman daerah. Meski berasal dari wilayah dengan jumlah kader yang belum sebesar provinsi lain, MDMC Bali menunjukkan komitmen tinggi dalam membangun kapasitas dan memperkuat solidaritas nasional.
Semoga pengalaman ini menjadi pemantik semangat baru bagi perkembangan MDMC Bali di masa depan. (*)
