29.9 C
Jakarta

Peluncuran Buku Prof. Mitsuo Nakamura: Mengamati Islam di Indonesia 1971–2023

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM

Selasa (23/9/2025) pagi di Ruang Sayap Timur, Lantai 2, Gedung Kuliah Umum Sardjito, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Jl. Kaliurang km 14,5 Sleman digelar Peluncuran dan Diskusi Buku terbaru karya antropolog asal Jepang, Prof. Mitsuo Nakamura, berjudul Mengamati Islam di Indonesia 1971–2023 yang dihadiri sekitar 250an peserta dari kalangan akademisi, budayawan, mahasiswa dan masyarakat umum.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, dalam sambutannya menegaskan pentingnya buku ini bagi dunia akademik Indonesia. “Hari ini kita berkumpul pada sebuah momen istimewa, peluncuran dan diskusi buku yang menghimpun karya-karya profesor selama lebih dari setengah abad, sejak 1971 hingga 2023, yang menelusuri denyut nadi perkembangan Islam di Indonesia. Ini bukan sekadar kumpulan tulisan, melainkan sebuah lensa panjang yang memungkinkan kita menengok perubahan sosial, kultural, dan keagamaan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Fathul menambahkan, meskipun tulisan pertama dalam buku ini lahir pada tahun 1971, cakupannya jauh melampaui rentang waktu tersebut. “Banyak peristiwa juga terekam, mulai tahun 1970-an hingga 2023, yang mengajak kita kembali menelusuri dinamika Islam di tanah air. Dengan demikian, buku ini bukan hanya memberi potret kontemporer, tetapi juga pemahaman historis yang mendalam mengenai akar-akar gerakan Islam di Indonesia,” tuturnya.

Prof. Mitsuo Nakamura, kini berusia 92 tahun, dikenal sebagai pemikir antropologis dari Chiba University, Jepang. Ia telah lebih dari 50 tahun menekuni penelitian tentang Islam di Indonesia, dengan karya monumental Bulan Sabit Terbit di Atas Pohon Beringin (2010) terbitan Suara Muhammadiyah.

Dalam sambutannya, Nakamura menuturkan bahwa buku barunya merupakan ungkapan terima kasih kepada para tokoh yang telah mendukung perjalanan akademiknya. “Buku ini saya persembahkan kepada orang-orang yang membantu saya dalam proses penelitian, seperti Prof. Kahar Muzakir, tokoh Muhammadiyah sekaligus salah satu pendiri UII di Kotagede, serta beberapa tokoh Muhammadiyah lainnya,” ujarnya.

Ia menegaskan keyakinannya bahwa penelitian antropologi selalu berpusat pada manusia. “Ilmu yang saya tekuni adalah tentang manusia. Karena itu, hasil penelitian yang saya tuliskan harus dikembalikan kepada orang-orang yang telah membantu saya. Ini adalah bagian dari etika antarprofesi, sekaligus cerminan pengalaman saya dalam memahami Islam di Indonesia,” jelas Nakamura.

Diskusi peluncuran buku ini menghadirkan berbagai narasumber lintas bidang, antara lain Achmad Charris Zubair (budayawan), Prof. Dr. Drs. Yusdani, M.Ag. (Profesor Hukum Perdata Islam), Dr. Muhammad Najib Azca (dosen Sosiologi UGM), serta Prof. Dr. Phil. Al Makin, M.A. (Guru Besar Filsafat UIN Sunan Kalijaga). Diskusi dipandu moderator Dr. Trias Setiawati.

Achmad Charris Zubair menilai karya ini lebih dari sekadar dokumentasi penelitian. “Buku ini bukan semata-mata kompilasi karya atau kumpulan keterangan, apalagi hanya catatan kaki. Ia menggambarkan perjalanan intelektual yang nyaris lebih dari separuh masa hidup penelitian dan ilmu. Daya tahan akademik maupun non-akademik Prof. Nakamura sungguh luar biasa,” tegasnya.

Menurutnya, karya tersebut sekaligus memperlihatkan keteguhan akademis tanpa menutup ruang kritik. “Inilah perjalanan intelektual yang sesungguhnya, yang akan meneguhkan posisi Prof. Nakamura dalam studi antropologi Islam, tanpa harus menghilangkan kritik atas karya-karya beliau,” lanjut Charris.

Periode 1971–2023 yang dikaji dalam buku ini mencakup perubahan sosial, politik, dan budaya yang signifikan di Indonesia. Melalui kajian antropologis, Prof. Nakamura memotret perkembangan praktik keagamaan, interaksi sosial, serta dinamika identitas Muslim di berbagai ranah masyarakat.

Diskusi berlangsung dinamis, mengaitkan perspektif antropologi dengan bidang hukum, filsafat, sosiologi, dan kebudayaan. Para peserta yang hadir tampak antusias menyimak pandangan para pembicara, menyadari bahwa karya tersebut menjadi referensi penting dalam memahami perjalanan Islam di Indonesia dalam lebih dari lima dekade terakhir.

Dengan peluncuran buku ini, Prof. Mitsuo Nakamura tidak hanya mempersembahkan catatan penelitian panjangnya, tetapi juga menghadirkan warisan intelektual bagi generasi akademisi berikutnya. Sebagaimana disampaikan Rektor UII, karya ini akan terus menjadi jendela penting untuk melihat wajah Islam Indonesia dari perspektif antropologi budaya yang kaya dan mendalam.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!