SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menyelenggarakan Webinar Series edisi ke-51 dengan menghadirkan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, MA sebagai narasumber utama.
Pada kesempatan ini, ia menyampaikan kajian bertema “Sosial Politik Kebangsaan Berkemakmuran Perspektif Muhammadiyah” pada Kamis, (25/9) melalui Zoom Meeting.
Acara ini menjadi bagian dari agenda rutin bulanan yang selalu menghadirkan tema aktual seputar persyarikatan, kebangsaan, serta pemikiran Islam progresif.
Kehadiran Syafiq Mughni disambut hangat oleh civitas academica UMS, dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa yang antusias mengikuti jalannya diskusi. Respons positif hadir dari para peserta yang mencapai lebih dari 300 orang.
Dalam pengantarnya, Syafiq menegaskan bahwa Muhammadiyah sejak awal berdiri tidak pernah berhenti berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Menurutnya, komitmen persyarikatan ini tidak hanya sebatas internal umat, tetapi juga untuk menghadirkan kemakmuran bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Tema besar yang diusung Muhammadiyah, memberi untuk negeri dan pencerahan semesta, adalah manifestasi tekad untuk menghadirkan kemakmuran bagi semua, bukan hanya kalangan tertentu,” jelasnya.
Ia juga menyinggung hasil Tanwir Muhammadiyah yang diselenggarakan di Kupang beberapa waktu lalu. Forum itu menghasilkan naskah strategis berjudul “Mewujudkan Indonesia Berkemakmuran” yang menjadi panduan penting bagi gerakan Muhammadiyah dalam mengartikulasikan gagasannya di tengah kehidupan kebangsaan.
“Berkemakmuran perspektif Muhammadiyah bukan sekadar wacana ekonomi, melainkan menyangkut aspek keadilan sosial, distribusi kesejahteraan, serta tanggung jawab moral umat Islam untuk menghadirkan maslahat bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuh Syafiq.
Dalam penjelasannya, ia menggarisbawahi bahwa Muhammadiyah konsisten mengembangkan program-program nyata di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
Menurutnya, langkah konkret inilah yang membedakan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bekerja untuk kesejahteraan publik.
Selain itu, ia menekankan pentingnya memperkuat dimensi sosial-politik kebangsaan. Syafiq menegaskan bahwa Muhammadiyah harus senantiasa terlibat aktif dalam memberi pandangan moral, menjaga nilai keadilan, dan mendorong lahirnya kebijakan publik yang berpihak pada masyarakat banyak.
“Politik kebangsaan Muhammadiyah adalah politik yang meneguhkan nilai kemaslahatan. Bukan politik praktis, tetapi politik moral yang memberi arah agar bangsa ini tidak kehilangan orientasi kemanusiaannya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Syafiq mengajak warga Muhammadiyah, khususnya di lingkungan UMS, untuk menjadi bagian dari upaya menghadirkan kemakmuran. Hal ini dapat diwujudkan melalui kontribusi nyata di bidang keilmuan, pengabdian masyarakat, maupun inovasi-inovasi yang bermanfaat luas. (*)

