SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengukir prestasi gemilang di ajang inovasi tingkat internasional. Tim mahasiswa UMS berhasil meraih bronze medal atau medali perunggu pada Indonesia Inventors Day (IID) 2025 melalui karya berjudul “SADHARA: Revolutionizing Mental Wellness Through AI, Reflection, and Self-Healing.”
Tim ini diketuai oleh Hangkeen Ahmada Fosse, dengan anggota Dian Rahayu Wijayanti, Kholida Nabila, Nadzifa Salsabila Haris Putri, Muhammad Chandra Aditya, dan Rezza Fahlevi. Dalam membuat karyanya, mereka dibimbing langsung oleh Rinna Ainul Maghfiroh, S.Fis., M.Sc (PT).
SADHARA merupakan aplikasi kesehatan mental yang memanfaatkan teknologi akal imitasi (AI) untuk membantu pengguna melakukan refleksi diri dan proses self-healing secara mandiri. Aplikasi ini hadir dari kepedulian mahasiswa UMS terhadap meningkatnya isu kesehatan mental, khususnya di kalangan mahasiswa.
“Kami melihat banyak teman-teman mahasiswa yang menghadapi tekanan akademik dan emosional, tapi tidak tahu harus bercerita ke siapa. Dari situ kami terinspirasi membuat SADHARA sebagai ruang aman untuk curhat dan refleksi diri,” ujar Dian Rahayu Wijayanti, anggota tim SADHARA, Sabtu, (11/10).
Dalam pameran IID 2025, tim SADHARA menampilkan prototipe aplikasi mental health. Aplikasi ini dilengkapi fitur chatbot berbasis AI yang mampu menanggapi curhatan pengguna secara empatik dan memberikan saran positif sesuai kondisi emosional yang terdeteksi.
Dian mengaku, persiapan menuju kompetisi dilakukan secara intens. Setiap anggota tim memiliki tanggung jawab pada subjudul presentasi yang berbeda dan berlatih secara berulang.
“Saat penjurian berlangsung, juri datang langsung ke setiap stan. Kami sempat panik karena belum ada anggota di stan, tapi alhamdulillah semuanya berjalan lancar,” kenang Dian dengan senyum lega.
Meskipun awalnya tidak menyangka akan membawa pulang medali, tim SADHARA merasa bangga bisa berkontribusi membawa nama UMS di ajang bergengsi tersebut. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas bidang ilmu dapat melahirkan inovasi yang berdampak sosial dan humanis.
“Kami tidak menyangka bisa meraih bronze medal di kejuaraan internasional ini. Harapan saya, semoga SADHARA dapat terus dikembangkan agar bermanfaat bagi banyak orang, menjadi sarana nyata bagi peningkatan kesadaran kesehatan mental, dan bisa kembali berkompetisi di ajang internasional yang lebih luas,” tutup Dian dengan penuh optimisme. (*)

