25.9 C
Jakarta

Tampilkan Kebaya Janggan pada Ajang IN2MF 2025, Desainer Latifah Satukan Tradisi dan Inovasi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Karya-karya Desainer Latifah dengan brand Kaski Atelier berhasil memukau penikmat dunia fashion dalam ajang IN2MF 2025 yang berlangsung di Ji Expo Kemayoran Jakarta pada Sabtu (11/10/2025). Mengusung tema Azura Harmoni, Latifah mencoba menampilkan kebaya janggan yang memancarkan keseimbangan antara tradisi dan inovasi.

Terdapat 8 looks (8 womenswear) dengan paduan ready-to-wear casual dan semi-formal, sesuai identitas Kaski Atelier dengan dominasi warna biru azura. Untuk 8 look karyanya ini, Latifah berkolaborasi dengan owner batik Jlamprang sekaligus pemilik brand No Loss Collection, pembatik Muhammad Marta.

Mengapa biru azura menjadi dominan pada kaarya-karyanya? Menurut Latifah warna biru azura dapat merepresentasikan ketenangan, kebijaksanaan, sekaligus pesona elegan, dipadukan dengan motif batik yang sarat makna budaya. “Sedang sentuhan denim memberikan nuansa modern yang tegas, menciptakan harmoni antara kelembutan dan kekuatan,” kata Latifah.

Ia menjelaskan Azure Harmony tidak sekadar busana, melainkan simbol persatuan antara masa lalu yang penuh nilai dan masa kini yang penuh gaya. Konsep designnya menggabungkan elemen tradisional janggan seperti bentuk memanjang, ekor berlapis, dan kesan dinamis dengan potongan kontemporer.

Karya-karya Latifah lebih fokus pada busana yang wearable untuk generasi muda tanpa kehilangan nilai filosofi budaya. “Saya terinspirasi dari kebaya janggan dan batik Pekalongan,” lanjutnya.

Ia menggunakan material bahan katun, denim, katun doby, brukat tule dan renda hitam. Sedang untuk motif bahan memilih batik Pekalonga, motif jlamprang, motif jlamprang medali, motif kembang tanjung, motif Jamilah dan motif ukel.

Motif-motif tersebut masing-masing memiliki filosofi tersendiri. Motif Jlamprang memiliki makna sebagai simbolisasi nilai-nilai keseimbangan, harmoni, keberanian, dan spiritualitas yang mencerminkan keberagaman dan toleransi masyarakat Pekalongan. Motif ini, dengan pola geometris dan warna cerah, mengandung filosofi tentang hubungan dunia manusia dan kebaikan hidup, serta akulturasi budaya Tiongkok dan India.

Lalu motif jlamprang medali menjadi representasi simbolis untuk menghubungkan dunia manusia dengan dunia para dewa, mencerminkan kepercayaan kosmologis dan digunakan sebagai medium dalam upacara adat di Pekalongan masa lalu. Ciri khasnya berupa pola geometris simetris dengan titik, lingkaran, dan kotak, seringkali menggunakan warna cerah untuk melambangkan kehidupan yang harmonis dan berkembang.

Pembatik Muhammad Marta dan desainer Latifah

Motif kembang tanjung bermakna bahwa ketika motif jlamprang dan kembang tanjung disatukan, maka akan memperkuat pesan tentang keramahan, harmoni, dan keindahan, yang menjadi dasar kuat dari motif ini sebagai simbol spiritualitas dan keharmonisan sosial.

Motif Jamilah, menunjukkan sebuah kecantikan yang berasal dari bahasa Arab. Motif ini pertama kali dibuat oleh ibu bernama Jamilah dan dibuat secara tulis.

Sedang motif ukel bermakna kesinambungan dan aliran. Bentuk melengkung dan berulang melambangkan kesinambungan hidup, aliran energi, atau keharmonisan antar mahkluk.

Ke-8 karyanya tersebut, didominasi warna navy, biru denim, putih dan juga hitam. Ditambah dengan warna dari motif batik pekalongan yang seirama dengan tema koleksi.

Latifah menggunakan detail /ornamen Sashiko. Sedang untuk Silhoutte terdiri atas set two-piece modern (cropped top + wide pants), one set yang terdiri dari 3-4 item per set (cropped top, rok, vest, blouse, wide pants). Lalu siluet A-line & H-line untuk memberi kebebasan gerak namun tetap elegan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!