JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Republik Korea Selatan bekerja sama memperkuat kapasitas talenta kreatif Indonesia di ranah global. Kerja sama tersebut dilakukan melalui gelaran House of Indonesiana (HOI) Week. Program ini menjadi jembatan antara kekayaan budaya Indonesia dengan keunggulan industry kreatif digital Korea melalui serangkaian pelatihan intensif di bidang animasi, film documenter dan konten digital.
“Ini adalah semangat yang ingin kita kembangkan dalam talenta kreatif Indonesia melalui program House of Indonesiana,” ujar Wamen Kebudayaan, Giring Ganesha dalam sambutannya, Rabu (15/10/2025).
Ia percaya bahwa kolaborasi kulturnya tidak hanya berhubungan dengan tradisi, tetapi juga dengan ide kreatif, ide baru, ide yang lebih kuat, dan lebih relevan dengan dunia global.
HOI lanjutnya mendorong lahirnya talenta kreatif yang menguasai aspek teknis, juga mampu menghadirkan narasi budaya Indonesia dalam format yang relevan dengan pasar global.
Giring berharap bahwa kegiatan ini mampu memperkuat sisi kebudayaan yang dimiliki oleh talenta-talenta lokal di beberapa wilayah yang menjadi lokasi digelarnya pelatihan yakni Jakarta, Makassar, Badung-Bali, Jambi, Cirebon dan Sikka-NTT dengan empat bidang yakni pelatihan animasi, film dokumenter, mobile content, cultural and art education.
Ia juga berharap melalui kerja sama antar negara lewat diplomasi budaya ini, kedua negara dapat belajar mengenai kebudayaan masing-masing sehingga mampu berdampak pada hubungan diplomatik kedua negara yang semakin harmonis.
“Kita harus banyak belajar dari Korea dan saya harap juga Korea juga belajar dari kita sendiri,” tambah Giring.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Soo Deok mengatakan bahwa karya-karya yang dihadirkan dalam gelaran ini tak hanya menunjukkan kemampuan teknis dan kreativitas para peserta, tetapi juga semangat kolaborasi lintas budaya yang menjadi inti dari proyek ini.
“Kami berharap rangkaian ini dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para kreator muda Indonesia untuk berpartisipasi dan terus berkembang melalui Outdoor Indonesia,” kata Park Soo Deok.
Sejak diluncurkan, HOI telah melibatkan 480 peserta di Jakarta yang menghasilkan delapan episode animasi serta 45 peserta di Makassar yang telah memproduksi satu film dokumenter. Program ini terus berkembang dengan pembukaan pusat pelatihan di Badung, Jambi dan Cirebon pada 2025, serta Sikka pada tahun 2026.
Tak hanya pelatihan, rangkaian HOI Week juga menghadirkan pameran karya, diskusi yang diharapkan bisa menjadi ruang inspiratif bagi para kreator, pelaku industri, media dan masyarakat umum. Adapun gelaran ini dapat diikuti oleh masyarakat umum dengan batasan usia maksimal 35 tahun.
HOI Week 2025 itu sendiri diselenggarakan sebagai apresiasi atas karya yang telah dihasilkan sekaligus memperkenalkan pencapaian program dan memperluas eksposur publik terhadap potensi kreatif anak bangsa. Melalui pameran karya, sesi diskusi, forum pemetaan profesi, dan berbagai aktivitas interaktif, acara ini menjadi ruang inspiratif bagi para kreator, pelaku industri, media, dan masyarakat umum. HOI Week memperlihatkan bagaimana kolaborasi lintas budaya dapat melahirkan karya kreatif yang memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Adapun tujuan diselenggarakannya HOI Week antara lain menampilkan pencapaian program: memperlihatkan hasil nyata dari Pusat Pelatihan HOI Jakarta dan Makassar, memperkenalkan perluasan program: mengumumkan pembukaan pusat pelatihan baru di Badung, Jambi, Cirebon, dan Sikka, menunjukkan relevansi ketenagakerjaan: mengaitkan pelatihan HOI dengan peluang kerja dan proyek kreatif nyata dan menjangkau publik luas: terutama media, calon peserta pelatihan, dan komunitas kreatif di Indonesia.
Selama dua hari, HOI Week akan menampilkan Pameran Mahakarya Peserta HOI,
Diskusi Budaya & Industri Kreatif Digital, Sesi Inspiratif & Sharing, Screening & Showcase Karya dan Rencana Keberlanjutan HOI.
