29.9 C
Jakarta

Guru TK Penerima Beasiswa S1 Program RPL Tahun Ini, Berharap Bisa Tamat Tepat Waktu

Baca Juga:

PEKANBARU, MENARA62.COM — Suwarni Daud, guru TK Lillah, penerima besiswa S1 dari pemerintah, berharap dirinya bisa menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. Meski usianya sudah di 52 tahun, namun tetap bersemangat kuliah S1. Apalagi, kualifikasi akademik pendidikan S1 merupakan salah satu persyaratan yang dibutuhkan untuk bisa mengajar. Meskipun kenyataannya, selama 20 tahun terakhir ia sudah mengajar di TK ini.

“Saya semula memang merasa sudah terlalu tua untuk kuliah lagi. Selama ini, smengajar TK dengan bekal pendidikan lulusan Aliyah,” ujar Suwarni saat ditemui di tempatnya mengajar, Jumat (21/11/2025), dalam program Press Tour Direktur Guru PAUD dan PNF Mengajar  dan Peliputan Guru Penerima Bantuan Pemenuhan Kualifikasi S1/D4 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru, Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Menurutnya, model pembelajaran dengan daring yang dilakukannya saat ini, cukup memudahkan dirinya dalam mengikuti perkuliahan. Apalagi, dosen-dosen yang mengajar pun memang cukup sabar dalam memberikan materi pelajaran pada mahasiswanya.

“Dosen saya itu cukup sabar menjawab pertanyaan kami yang berasal dari pengalaman mengajar selama ini,” ujar Suwarni yang amat tertarik dengan pembelajaran terkait psikologi anak terutama berkaitan dengan Anak Berkebutuhan Khusus.

Suwarni menjelaskan, ketertarikan dirinya pada materi itu karena di kelasnya terdapat anak yang berkebutuhan khusus, dan itu memperlukan keterampilan ekstra.

“Anak saya itu, semua selalu minta didampingi ibunya di kelas. Tentu saja ini tidak membuat kami nyaman saat mengajar, selain juga tidak baik bagi perkembangan anaknya. Lalu saya berikan pengertian pada orangtuanya untuk berani meninggalkan anaknya belajar sendiri. Semula ibunya duduk di sebelah sang anak, kemudian duduk di dekat pintu masuk. Pekan berikutnya saya minta duduk di warung dekat sekolah. Lalu berikutnya lagi untuk berani meninggalkan anaknya di sekolah, dan nanti dijemput saat pulang sekolah,” ujar Suwarni yang bangga dengan perkembangan anak asuhnya sekarang sudah bisa mandiri dan belajar menghargai barang milik orang lain.

Ia pun menjelaskan, bagi sang anak perlu mendapat pelakuan khusus secara tegas agar mereka tahu bagaimana menghargai milik orang lain, dan disiplin. “Kita harus bisa tegas, tentunya dengan sikap dan bahasa yang baik sehingga sang anak lama kelamaan akan mengerti,” ujarnya.

Pembelajaran

Dr Alucyana S.Psi, M.Psi, Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Agama, Universitas Islm Riau mengatakan, sistem pembelajaran yang dilakukan dalam program RPL bagi guru TK di kampusnya, dilakukan secara daring. “Mereka semua besemangat mengikuti perkuliahan yang dilakukan hampir setiap hari. Banyak hal menarik yang berlangsung selama pengajaran. Mereka langsung nyambung dengan pembelajaran, karena mereka memang sudah memiliki pengalaman mengajar di TK,” ujarnya.

Alucyana mengatakan, mahasiswa peserta RPL di kampusnya ini sangat luar biasa. Mereka punya pengalaman mengajar yang cukup lama, bahkan ada yang punya pengalaman mengajar sampai 30 tahun.

“Mereka ini sangat layak sebagai guru, hanya saja persyaratan akademisnya yang memang harus dipenuhi sebagai pengajar,” ujarnya.

Alucyana menjelaskan, semua proses pembelajaran yang dilakukan antara mahasiswa prgram RPL dan reguler, pada dasarnya sama. Namun, mereka tidak memerlukan praktek lagi, karena itu sudah mereka lakukan setiap hari di sekolahnya masing-masing.

“Mereka hanya perlu menambahkan tentang teori-teori saja, tapi semua sudah pernah mereka lakukan,” ujarnya.

Mengenal Psikologi Anak

Alucyana mengatakan, salah satu mata pelajaran yang banyak menarik minat guru peserta program RPL di kampusnya adalah mata pelajaran pengenalan anak berkebutuhan khusus. Ia sebagai salah satu dosen yang mengajar tentang ini menjelaskan, anak berkebutuhan khusus ini tidak semuanya sama. Ada yang autis, ADHD, slow learner dan sebagainya.

Masing-masing tipe anak itu, membutuhkan pengenalan dan penanganan yang berbeda. Inilah yang membuat mahasiswa perserta program RPL tertarik. Mungkin karena ini merupakan hal yang baru, dan mereka sebelumnya tidak pernah memberikan perhatian secara khusus terhadap anak-anak yang bekebutuhan khusus ini.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!