YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Pendekatan User-Centered Design (UCD) membantu Product Designer untuk menciptakan nilai tambah kreasinya. Produk akan lebih sempurna jika Product Designer juga wajib menguasai User Experience (UX) dan penerapan lima tahapan Design Thinking (empathize, define, ideate, prototype, dan test).
Ratih Dianingtyas Kurnia PhD, Dosen Prodi Manajemen Rekayasa, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) mengatakan hal tersebut pada Webinar Sabtu (29/12/2025). Webinar yang mengangkat tema ‘Siap Jadi Product Designer? Yuk Kenali Dunianya bersama Manajemen Rekayasa UII,’ diikuti mahasiswa Prodi Manajemen Rekayasa FTI UII.
Ratih Dianingtyas yang memiliki kompetensi dalam bidang perancangan produk, desain berbasis pengguna, dan sistem inovasi mengajak mahasiswa memahami tentang pendekatan User-Centered Design (UCD). Pendekatan UCD atau Desain Berpusat pada Pengguna adalah pendekatan pengembangan produk yang menempatkan kebutuhan, perilaku, dan pengalaman pengguna sebagai fokus utama.
Lebih lanjut Ratih menjelaskan pendekatan UCD ini didasarkan pada data hasil riset pengguna seperti observasi, wawancara, survei, usability testing, serta analisis konteks penggunaan. “Dengan memahami pengguna secara mendalam, produk yang dihasilkan menjadi lebih relevan, mudah digunakan, dan memiliki nilai yang benar-benar bermanfaat bagi penggunanya,” kata Ratih.
Selain itu, tambah Ratih, mahasiswa juga wajib memahami User Experience (UX) dan penerapan lima tahapan Design Thinking (empathize, define, ideate, prototype, dan test). Hal ini menjadi kunci dalam menghasilkan solusi yang relevan dan bermanfaat.
“Inti dari seluruh proses ini adalah empati dan keberpihakan kepada pengguna, sehingga setiap keputusan desain lahir dari kebutuhan nyata, bukan asumsi,” tandas Ratih Dianingtyas.
Menurut Ratih, mahasiswa yang menguasai UCD, UX, dan proses desain yang sistematis, diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan inovasi yang bermakna dan berdampak. “Sehingga ke depan, mereka tidak hanya menjadi perancang produk yang kreatif, tetapi juga menjadi inovator yang mampu menghadirkan kenyamanan, kebermanfaatan, dan pengalaman penggunaan yang unggul bagi masyarakat,” kata Ratih. (*)

